Rabu, 25 Maret 2009

MUTIARA dan SANG NELAYAN (Vol 1)


buah pena : Naulil alf


Langit gelap tersibak oleh pancaran fajar yang menyeruak membelah alam buana. Sang mentari dengan gagahnya melepas sinar terangnya menyingkap segala kegundahan dan keraguan dalam kehidupan.

Pagi itu seperti biasanya sang nelayan mengelilingi lautan. Dengan perahu sederhananya ia terus mengayuh, melawan dan membelah ombak lautan yang begitu dahsyat. Ia terus berkeliling mencari dimana titik-titik mutiara berada di dalam lautan luas. Sesekali ia melepaskan kayuh perahunya dan terjun bebas menyelam kedalam lautan lepas. ia sisir kedalaman laut dengan penuh semangatnya sedari terus mencari dan mencari dimana mutiara-mutiara itu berada. Sudah begitu lama ia menyisiri kedalaman lautan namun tak satupun mutiara ia dapatkan. Ia pun kembali meluncur kepermukaan dan mendekati perahunya. Kembali ia mengayuh, melawan dan memecah keangkuhan ombak lautan yang semakin menakutkan. Terik sang fajar pun terus mengintai sang nelayan tanpa memberi kesempatan pada sang nelayan tuk beteduh dibalik awan.

Rupanya sang nelayan tak kenal kata putus asa di terus mencari-dan mencari dimana titik-titik mutiara itu berada. Hingga akhirnya di menjumpai batu karang yang sangat besar menghadang perahunya. Ia pun berhenti dan beristirahat diatas bebatuan karang tersebut, sejenak ia melepaskan lelahnya, ia pandangi keindahan langit biru yang terus tersenyum menyapanya dengan memberikan naungan awan diatasnya.

sang nelayan pun merasakan sepertinya langit hari ini sedang menyapanya dengan senyuman awan teduhnya. Sang nelayan pun berkata : terima kasih ya Allah engkau perhatikan hambaMu yang hampir dalam keputus asaan dengan Indahnya senyuman langitMu.

Sejenak sang nelayan memejamkan matanya menikmati desiran angin dan ombak dilautan. Tiba-tiba terdengar suara indah perlahan menyeru : tolong aku.....tolong aku....tolong aku.....

sang nelayan pun memasang telinganya dengan seksama dan mendengarkan dari arah mana suara itu. Oh.....sepertinya dari dalam lautan seru sang nelayan.

Lalu tanpa dikomando sang nelayan meluncur deras bak roket torpedo melepaskan seluruh kekuatannya tuk meluncur ke dasar laut. Ia pun terus mencari dan mencari dari mana suara itu berasal. Semakin dekat dan semakin dekat suara itu semakin kencang, mata sang nelayan tertuju pada sebuah kerang kecil yang terhimpit batu besar tempat muncul suara itu. Lalu sang nelayan berusaha mengangkat batu besar itu namun apa daya kekuatan sang nelayan tak sebanding dengan besarnya batu yang menghimpit kerang tersebut. Sang nelayan terus mencoba dan mencoba mengangkat batu itu tetapi tetap gagal.

Kemudian Ia naik ke atas permukaan ia menuju perahunya dan mengambil kayu panjang yang digunakannya untuk mengayuh. Sang nelayan pun kembali meluncur ke dasar laut mendekati batu besar tersebut. Dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim la haula wala quwwata illla billahil ‘aliyyil ‘adzim sang nelayan memusatkan seluruh kekuatannya pada kayuh yang ia pegang, ia congkel batu besar tersebut dengan kayuh yang dipegangnya dan akhirnya batu tersebut dapat disingkirkan.

Kemudian sang nelayan mendekati kerang hitam, ia pegang kerang itu dan ia bersihkan debu, lumut, lumpur, dan kotoran yang melekat pada cangkangnya. Tiba-tiba terdengar lagi suara tolong aku....tolong aku....sang nelayan pun berusaha untuk membuka cangkang itu, dengan Bismillah ia kerahkan sisa-sisa kekuatannya ia buka paksa cangkang tersebut dan akhirnya terbukalah cangkang itu. Mata sang nelayan tersentak, terkaget melihat batu kecil, mungil, hitam itu ada didalam cangkang kerang tersebut, yang ternyata batu itu adalah mutiara.

kemudian mutiara itupun berkata : terimakasih...wahai sang nelayan

Lalu mutiara itu kembali berucap : terimakasih sang nelayan..., bawalah aku...wahai sang nelayan

Sang nelayan pun tersenyum mendengar ucapan mutiara.

Kemudian sang nelayan naik kepermukaan laut sambil membawa mutiara tersebut. Sampai diatas permukaan sang nelayan menaiki perahunya. ia meletakkan mutiara tersebut didalam perahunya. Sang nelayan mulai mengayuh perahunya untuk kembali ketepi lautan.

Kali ini angin dan ombak membantunya seolah ikut merasakan kegembiraan sang nelayan yang mendapatkan mutiara. Karena kencangnya dorongan angin dan gulingan ombak, sang nelayan pun sampai ditepi lautan dengan sangat cepat. Sang nelayan pun menepikan perahunya, ia ikatkan perahunya pada pohon nyiur yang terus melambai-lambaikan tangannya seolah ikut juga merasakan kegembiraan sang nelayan.

Lalu diambillah mutiara tersebut oleh sang nelayan dari perahunya, kemudian ia bawa pulang, ia bawa masuk kedalam gubuk kedamaian sang nelayan. Sesampai digubuknya sang nelayan mulai memebersihkan mutiara tersebut. Ia oleskan minyak zaitun yang telah dilumuri aroma wangi misik ke mutiara tersebut. ia gosok mutiara tesebut dengan sutera halus dengan sentuhan yang penuh kelembutan dan kasih sayang.

Rupanya mutiara begitu senang dan gembira, ia tak merasa akan mendapatkan perlakuan yang begitu indahnya. Rona wajah anggun nan cantik mutiara hitam itu pun berubah kemerah-merahan. Sang nelayan terus menggosok dan mengosoknya dengan penuh kelembutan hingga mutiara itu pun brubah menjadi putih bersinar berkilauan memunculkan tujuh warna keindahan.

Subhanallah.... sungguh indah ucap Sang nelayan semakin gembira. Tiba-tiba terucap indah dari bibir manis mutiara : terima kasih sang nelayan,.. aku tak dapat dapat membalas kebaikanmu. Engkau begitu hangat penuh kasih sayang dan kelembutan...bawa aku kemanapun kau pergi...wahai sang nelayan...aku ingin menemanimu kemanapun engkau pergi.

Sang nelayan pun tak kuasa menahan air mata.....tetesan kegembiraaan air mata sang nelayan menjadi bukti kasih sayangnya pada mutiara.

Lalu sang nelayan mengambil kotak kaca indah yang didalamnya terdapat bantalan berwarna merah. Ia tempatkan mutiara tersebut didalamnya dan benarlah...semakin membuat indah dan anggun mutiara tersebut.

Seminggu sudah sang nelayan menemani mutiara, membersihkannya, merawatnya dan senantiasa mengusap, menyentuhnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Hingga saat penghujung minggu tiba, saat dimana para pembeli mutiara akan datang kepada para nelayan untuk memburu mutiara yang dicarinya.

Sang nelayan pun di datangi seorang laki-laki yang sangat tampan, gagah, kaya dan bersahaja. Rupanya sang nelayan telah mengenal betul sosok yang sedang berjalan mendekatinya. Dialah sang pembeli mutiara yang setiap minggunya mendatangi sang nelayan untuk membeli mutiara-mutiaranya.

Dari kejauhan sambil berjalan sang pembeli bertanya : Wahai sang nelayan Apa kabarmu? Bagaimana mutiaranya? Udah dapat belum minggu ini ?

Sang Nelayan menjawab : Oooo... pak pembeli, Alhamdulillah kabarku baik.

Maaf pak pembeli aku baru dapat satu mutiara.

Kok baru satu sang nelayan sahut sang pembeli.

Aku telah berusaha sang pembeli, mungkin karena rejekiku hanya satu mutiara pada minggu ini jawab sang nelayan.

Yaudah bawa kemari aku ingin lihat perintah sang pembeli seraya mendekati kursi kayu sang nelayan dan duduk diatasnya.

Tak lama kemudian sang nelayan mengambil mutiaranya yang ada didalam kamarnya.

Lalu mutiara pun bertanya : Mau dibawa kemana aku....wahai sang Nelayan

Sang Nelayan diam sejenak kemudian menjawab : Maafkan aku mutiara, engkau harus ku jual ke sang pembeli. Tempatmu bukan di gubuk reot ini. Bersama pak pembeli engkau akan ditempatkan dalam istana gemerlap yang penuh keindahan dan kemegahan.

Mutiara pun berkata : Apakah sang nelayan salah jika harus memilikiku.....engkaulah yang menolongku, membersihkanku, merawatku dan menjadikanku semakin anggun dan cantik. Kenapa harus orang lain yang memilikiku? Salahkah aku wahai nelayan jika aku ingin bersama dengan orang yang telah memberiku kasih sayang dan kelembutan kepadaku???

Salahkah aku wahai nelayan jika aku ingin bersamamu. Bersama dengan orang yang kucintai??? Sambil menangis mutiara mengucapkan itu

Tidak mutiara...tidak.....ku tak kan sanggup dan ku tak pantas memiliki keindahan dan keanggunanmu sahut sang nelayan.

Tugasku hanya menolong, membersihkan, merawat dan menjadikan mutiara semakin anggun dan cantik dan tak lebih dari itu wahai mutiara..... sang Nelayan menjelaskan.

Tidak sang Nelayan....tidak....engkau harus memilikiku.....engkau lebih berhak daripada pembeli itu....aku mencintaimu sang nelayan....ucap mutiara

Sang nelayan pun menjawab : Aku juga mencintaimu mutiara. bagiku.., dapat menjadikanmu anggun dan cantik adalah sebuah kegembiraan dan kebahagiaan tersendiri. Biarlah bersama sang pembeli engkau akan menemukan orang yang akan memberikan kasih sayangnya melebihi kasih sayang yang kau dapatkan dariku.....mutiara...

Maafkan aku mutiara.......maafkan aku.....sungguh ku tak berdaya......sang nelayan menitikkan air mata.

Tidak sang nelayan.......tidak......tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk.....

Engkau pengecut......engkau pembohong.....engkau pendusta.....

Engkau tidak mencintaiku....engkau tidak menyanyangiku.......teriak mutiara sambil menangis histeris saat sang nelayan memberikan kotak mutiara itu kepada pembeli......


Mutiara Hikmah yang dapat kita petik :

  • Bekerja keras akan membuahkan hasil
  • Jangan pernah menyerah untuk mewujudkan cita-cita dan impian
  • Kita tidak boleh putus asa walaupun kesulitan ujian dan cobaan menimpa
  • Dalam kondisi apapun kita harus ingat keagungan dan kekuasaan Allah swt
  • Seseorang yang beramal ikhlas dia tak akan pernah mengharapkan pamrih
  • Jadilah pribadi yang memegang teguh komitmen dan prinsip
  • Cinta itu harus dimiliki tetapi tak harus saling memiliki
  • Sesuatu akan lebih berharga dan berwibawa, jika ia telah menemukan tempat yang semestinya

Senin, 23 Maret 2009

PUISI UNTUK IBU




Ibu tersayang.........

Ibu selalu ada untukku.....

Kasih sayang Ibu putih.......

Bersih menyinari hatiku...............

Perhatian Ibu lembut.......

Penuh cinta..........

Senyum Ibu cantik............

Penuh warna.........

Ibu selalu memberi..........

Yang terbaik untukku.....

Aku pun ingin.....

Ibu selalu bahagia.....

Selamat Hari Ibu.........

Aku sayang Ibu..........


Dari anakmu tersayang......


Created by : Fenny Hida Rahmawati

Sabtu, 21 Maret 2009

ORANG-ORANG yang di DO’AKAN oleh PARA MALAIKAT

Inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat :
Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)
Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)
Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)
Orang- orang yang berinfak
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang -orang yang sedang makan sahur”
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
Orang yang sedang menjenguk orang sakit
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”
Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Sumber Tulisan Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi
(Orang -orang yang Didoakan Malaikat, Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, 2005), Cetakan Pertama.

KEUTAMAAN BERDZIKIR, BERDO’A DAN BERTOBAT

Suatu saat selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang berbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba dengan menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya. Beliau pun berceramah : Sesungguhnya Allah Swt memiliki beberapa malaikat yang terus menerus berkeliling mencari majelis dzikir. Ketika menemukan majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap-sayap mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Ketika majelis itu usai, mereka bubar dan kemudian naik kelangit. Ketika berada dilangit, mereka ditanya oleh Allah Swt. Yang sebenarnya lebih tahu ketimbang mereka, “Kalian datang dari mana?”. “Kami datang dari sisi para hamba-Mu di bumi yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, mengesakan-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu!” jawab mereka. “Apa yang mereka minta?” tanya Allah Swt. “Mereka memohon surga-Mu, “jawab mereka penuh takzim. “Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” tanya Allah swt lebih jauh “Tidak, wahai Tuhan,” jawab para malaikat dengan takdzim. “Betapa seandainya mereka melihat surga-Ku?” kata Allah Swt. “Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, “ucap mereka tetap takdzim. “Dari apa mereka memohon perlindungan kepada-Ku?” tanya Allah Swt lagi. “Dari Neraka-Mu, wahai Tuhan,” Jawab mereka terus dengan takzim. “Apakah mereka melihat Neraka-Ku ?” tanya Allah Swt sekali lagi. “Tidak“ jawab mereka serempak. “Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku,” kata Allah Swt. “Mereka juga memohon Ampunan kepada-Mu, wahai Tuhan,” ucap mereka tetap dengan takzim. “Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka mohon, dan melindungi mereka dari neraka,“ jawab Allah SWT. “Wahai Tuhan, tapi dalam majelis mereka ada seseorang yang berdosa yang hanya kebetulan lewat lantas duduk bersama mereka,” lapor mereka. “Dia juga Kami ampuni. Sebab, orang yang mau duduk bersama mereka tidak celaka !” jawab Allah SWT. Sumber : Buku “Mutiara Akhlak Rasulullah SAW”