Kamis, 22 November 2012


Kemuliaan Beramal di 10 Awal Dzulhijjah
Senin, 15 November 2010


قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا الْعَمَلُ، فِي أَيَّامٍ، أَفْضَلَ مِنْهَا، فِي هَذِهِ، قَالُوا، وَلَا الْجِهَادُ، قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ، يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
(صحيح البخاري)

“Sabda Rasulullah saw: Tiada amal dalam hari hari lebih mulia dari hari hari ini (1-10 dzulhijjah), mereka bertanya: tidak juga Jihad fii sabilillah wahai Rasulullah?, Rasul saw bersabda: tidak juga jihad fi sabilillah kecuali orang yang berjihad dengan dirinya dan semua hartanya, dan tak kembali dg sesuatupun (harta dan nyawanya tak kembali). (Shahih Bukhari).
ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah bersumpah dengan kemuliaan 10 hari bulan dzulhijjah
وَاْلفَجْرِ , وَلَيَالٍ عَشْرٍ ,
Demi waktu fajar, (yaitu waktu Idul Adha yaitu fajar 10 Dzulhijjah), Demi malam malam yg sepuluh, (1-10 dzulhijjah)
وَاشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Demi yg ganjil dan genap, (maksudnya tiada perbedaan antara ganjil dan genapnya kesemuanya 10 malam itu penuh dengan keluhuran), terikatlah kita kepada sabda Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang baru saja kita baca tadi :
مَا الْعَمَلُ، فِي أَيَّامٍ ، أَفْضَلَ مِنْهَا ، فِي هَذِهِ،
tidak ada suatu amal perbuatan, maksudnya sangat besar ibadah pahalanya itu dilipat gandakan oleh Allah subhanahu wata'ala) selain hari - hari ini, yaitu 10 hari di bulan dzulhijjah mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 dzulhijjah.
Hadirin hadirat dijelaskan oleh Al Imam Hujjatul islam Ibn Hajar dan juga didalam syarah nawawi ala shahih muslim, juga para muhaditsin lainnya kalau amal - amal ibadah di 10 hari ini adalah dilipat gandakaan bukan 10 kali lipat tapi 700 kali lipat.Sekali kau menyebut Alhamdulillah tertulis 700 kali kau menyebutnya, sekali kau bershalawat maka terhitung 700 kali bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sekali kau berdoa kepada Allah terhitung 700 kali kau berdoa pada Allah subhanahu wata'ala, inilah rahasia keluhuran namun, dijelaskan oleh Hujjatul islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bahwa terdapat ikhtilaf akan pemahaman hadits ini karna sebagian hadits merujuk bahwa yang dimaksud hadits ini adalah bukan 10 malam pertama bulan dzulhijjah tetapi hari - hari tasyrik yaitu justru sesudah dzulhijjah, Namun kesimpulan dari dua pendapat ini adalah dari mulai 1 dzulhijjah sampai hari tasyrik berakhir kesemuanya termasuk ke dalam hadits ini dan inilah yang sempurna dari yang memaknai hadits ini yang paling sempurna daripada membijaksana yaitu mengambil kesempurnaan dari keseluruhan yang khilaf hingga dari mulai 1 dzulhijjah sampai berakhirnya hari tasyrik, sudah terlipat gandakan amal pahala kita 700 kali lipat.
Hadirin hadirat maka inilah malam malam doa, inilah malam malam untuk memperbanyak istighfar dan munajat, inilah malam malam untuk memperbanyak sujud,untuk memohon cahaya kepada yang Maha memiliki cahaya, maka selalulah berdoa agar Sang Maha Bercahaya melimpahkan kepadamu cahaya, sebagaimana manusia dan makhluk yang paling bercahaya (Nabi saw) selalu berdoa setiap harinya :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِّي نُورًا فِي قَلْبِي
Maka kita pun berdoa (sebagaimana doa nabi saw) :
“Wahai Allah jadikanlah sanubari kami dipenuhi cahaya, jadikanlah telinga kami dipenuhi cahaya (maksudnya pendengaran kita selalu menjadi sebab bercahayanya jiwa kita, bukan maksudnya pendengaran atau telinga kita bercahaya), maksudnya apapun yang kita dengar Allah menutup hal - hal yang hina masuk kedalam pemikiran tapi Allah menjadikan hal - hal yang mulia berlipat ganda maknanya. Mendengar satu hadits atau satu ayat maka telinga menyampaikannya kedalam pemikiran, pemikiran memahaminya jauh lebih besar dari yang di sampaikan oleh telinga. Hadirin hadirat, dan juga menjadikan penglihatan kita bercahaya, maksudnya membuat apa yang kita lihat tembok, warna, bentuk kesemuanya mengenalkan kita kepada sang Maha bercahaya menuntun kita dan membuat kita semakin ingat kepada yang Maha bercahaya “Allah”.
Hadirin hadirat Dialah, Yang Maha Bercahaya dan Maha Menciptakan cahaya, Cahaya Allah bukan menerangi mata, tetapi menerangi jiwa, cahaya Allah tidak bisa dilihat mata namun dilihat jiwa. Hadirin hadirat sebagaimana sabda Nabi Muhammd shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah manusia melewati derajat iman ia akan melewat sampai kederajat ihsan,
الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Al Ihsan Agar kau beribadah seakan kau melihat Allah, jika kau tak melihat Nya maka Dia Melihatmu (Shahih Bukhari) “melihat Allah tentunya bukan dengan bentuk karena bentuk hanya untuk mahkluk, Allah Maha suci dari segala bentuk, namun kewibawaan Nya lah yang telihat oleh sanubari, keindahan terlihat oleh sanubari, cahaya keluhuran terlihat oleh sanubari sehingga semakin sanubari mengenal Allah semakin ia merasa kewibawaan Allah, semakin ia merasa seluruh alam semesta seakan tiada yang ada hanya Allah, walaupun ia, makan, minum, berbicara, bekerja, berumah tangga namun jiwanya tidak mau lepas lagi dari Allah.
Berkata Syekh Al Imam Ahmad al Alawiy mereka berkata mereka manusia melihat kami duduk berbicara diantara mereka padahal jiwa kami ada di puncak puncak tertinggi, selalu bersama keluhuran ilahi, selalu didalam dzikir, selalu didalam ingat kepada Allah selalu di dalam kemuliaan Allah, selalu asyik dalam samudera kerinduan Allah, jiwa seperti inilah yang membuat iblis melarikan diri menjauh sebagaimana terhadap Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu dan dikatakan Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bahwa ini bukan hanya kepada sayyidina Umar saja tapi terhadap banyak juga para sahabat lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan dalam riwayat yg kuat, bahwa ketika syaiton ingin menggoda seseorang yang ingin melakukan shalat maka ia terhalang untuk mendekat kepadanya selalu mundur dan mundur tidak bisa mendekat, dan disebelah orang yang shalat itu ada yang sedang tidur maka ketika ditanyakan kepada syaiton : “kenapa kamu terus mundur maju mundur tidak bisa mendekat pada orang yang shalat?” maka syaiton menjawab : “bukan orang yang shalat yang tidak bisa kudekati, tapi orang yang tidur ini nafasnya membakarku sehingga membuat aku tidak bisa mendekati orang yang sedang shalat itu, si tidur ini penuh dengan makrifah billah jiwanya, nafasnya penuh dengan dzikir dan saat ia tidur ia tidak lupa membaca doa - doa dan dzikir, tidak lepas dari surat/ayat al kursi, tasbih, tahmid, dan tahlil dan diakhiri dengan :
لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ,لَهُالْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Hadirin hadirat, hari hari yang penuh dengan cahaya keluhuran ini maka bercahayalah, bergemilanglah dengan cahaya keridoan ilahi, terang benderanglah dengan cahaya ketaatan, terang benderanglah dengan dzikir, terang benderanglah dengan sujud, singkirkan dulu dosa - dosa yang sudah niat kau buat nanti waktunya akan datang dan semoga tidak akan pernah datang waktu untuk berbuat dosa, kehabisan waktu untuk terus didalam cahaya luhur dan dengan cahaya luhur ini kau bisa diberi apa yang kau cita - citakan dan lebih dari yang kau cita - citakan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Fakhrul wujud Abubakar bin Salim “tinggalkan cita - cita mu jika kalian ingin cita - cita kami, namun setelah kalian mengikuti cara yang benar cahaya yang luhur dari tuntunan sang Nabi yang bercahaya luhur, maka kalian akan lihat cita cita kalian itu berdatangan kepada kalian”.
mereka mendapatkan apa yang mereka cita citakan, yg dahulu mereka tinggalkan demi mencapai keridhoan Allah, maka cita citaannya diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala . hal itu di Dunia dan di akhirah, kalau akhirah sudah jangan bicara lagi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
rahasia keluhuran dzulhijjah sangatlah mulia dan ada satu hal yang perlu saya perjelas tentang masalah puasa arafah yang masih terus dipertanyakan karena perbedaan waktu antara kita dengan Saudi Arabia, walaupun pernah saya sampaikan bahwa arafah itu, hari arafah itu disana bukan disini maka layaknya puasa arafah ikut disana bukan ikut disini, karena arafah itu disana bukan disini, beda dengan perbedaan waktu penentuan puasa bulan ramadhan dan lainnya justru ia mempunyai waktu berbeda, kalau arafah waktunya satu, namun pertanyaan itu saya klarifikasi malam ini jawaban itu karena baru saja saya menyampaikan pertanyaan ini kepada dewan mufti Tarim hadramaut dijelaskan bahwa telah jelas fatwa dari majelis ifta disana (Majelis Ifta adalah majelis dewan para mufti di tarim Hadramaut) bahwa arafah pun mengikuti negerinya masing masing, karena perbedaan mathla’ul hilaal (terbitnya hilal/awal bulan yg berbeda di masing2 wilayah)
oleh sebab itu kita kalau mau puasa arafah kapan ? “besok”
“bagaimana yang hari ini sudah puasa...?”
Boleh dari tanggal 1 dzulhijjah ibadah sunah puasa sampai tanggal 9 boleh boleh saja, (hal itu) masuk hari tarwiyah (yg amal ibadah mulia padanya) jadi besok puasa arafahnya.
“lebaranya kapan?”
Besok malam takbiran insya Allah, dimana ?
diwilayah priok nanti diumumkan saya minta maaf idul fitri jama’ahnya sudah penuh sayanya yang tidak hadir, tapi tahun ini insya Allah sayanya hadir jangan jama’ahnya yang tidak hadir, sayanya hadir jama’ahnya tidak ada, hadirin hadirat inikan bukan idul fitri, kalau idul fitri banyak yang pulang kampung, banyak yang meninggalkan Jakarta, kalau idul adha sebaliknya yang dikampung datang ke jakarta ngambil bagian kurban, (dg nada canda) jadi mudah mudahan tahun ini lebih ramai takbirannya, amin. Masih dalam naungan kemuliaan dzulhijjah pahala dilipat gandakan 700 kali lipat jangan di sia - siakan rahasia keluhuran itu.
Saudara saudari ku yang ku muliakan,
riwayat Shahih Bukhari tentang sejarah makkah dan sejarah haji yang telah dimulai, dimulai dari mulai zaman Nabiallah Ibrahim Alaihi salaam, bahwa Allah telah memerintahkan sebagaimana riwayat shahih bukhari dalam hadits yang panjang Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa istinya yaitu Siti Hajar bersama anaknya yaitu Nabi Ismail yang masih bocah di bawa ke makkah al mukaromah, di Makkah belum ada penduduknya saat itu masih padang pasir yang sangat kosong tidak ada satu manusia, tidak ada hewan bahkan tidak ada tumbuhan disitu barangkali ada hewan hewan didalam tanah yang berbisa (berupa kalajengking atau lainnya) biasa itu hewan penghuni padang pasir selalu ada. Maka Siti Hajar ditinggal disitu bersama putranya Ismail oleh Nabiyallah Ibrahim alaihi salam, maka berkatalah Siti Hajar wanita sholehah luar biasa, wanita itu konon lebih sering disebut lemah, wanita lebih lemah dari pria. Namun terbukti bahwa wanita sholehah yang berhati baja sangat membawa keluhuran. Siapa? Siti Hajar alaiha salam salah satu contohnya. Ia ditinggalkan oleh suaminya Nabi Ibrahim bersama bayinya Nabi Ismail alaihi salam.
Maka berkata Siti Hajar :
“Wahai Ibrahim, mau kemana kamu meninggalkan kami?”,
apakah kau akan tinggalkan kami di lembah ini?”,
maka Ibrahim alaihi salam tidak tega menjawab, diam saja dan terus melangkah lalu dikejar oleh Siti Hajar dan berkata :
“wahai Ibrahim kau tinggalkan kami, betul disini? tempat yang tidak ada tempat berteduh sekalipun, apalagi hewan, tumbuhan dan manusia?”
Nabi Ibrahim diam, Siti Hajar bertanya untuk kali yang terakhir,
Ia berkata
“ya Ibrahim, ‘Aaallahu Amaraka bihaadza?, wahai Ibrahim apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat ini? meninggalkan kami? Allah yang perintahkan?”,
Nabi Ibrahim berkata “na’am” (betul)
Maka ucapan Siti Hajar ini menjadi cermin bagi semua pria dan wanita yang beriman hingga akhir zaman seraya berkata siti hajar : “idzan Laa yudhayyi’naa”, kalimat singkat ini membuka rahasia keluhuran hidup sepanjang zaman hingga akhir zaman berakhir hingga manusia menghadap Allah. Apa?
“Kalau sudah Allah yang perintah, tidak akan Dia mengecewakan kami”
Itu keyakinan bisa membuat kesuksesan berpuluh ribu tahun tidak akan pernah berakhir, karena kalimat itu membuat kita menjadi abadi di dalam keluhuran. Wafat, keluhurannya abadi dunia dan akhirat. Maka Siti Hajar pun tenang, kalau Allah yang perintah tenang, Subhanallah!!. Kalau kita ditinggal suami atau istri, ditinggal oleh istrinya atau ditinggal oleh suaminya nggak tenang. Ini malah tenang, Allah yang perintah. Seribu suami itu tidak ada artinya dibanding kalau perintah Allah.
Hadirin hadirat,
seribu istri pun tidak ada artinya kalau sudah perintah Allah, semestinya demikian, tapi kan kita tidak semuanya mampu. Maka Siti Hajar melihat bocah yang masih kecil Nabi Ismail kehausan, naik ke bukit Shofa barangkali ada kafilah yang lewat, barangkali ada yang lewat kafilah bisa minta air, bisa minta makanan tapi tidak ada, masih penasaran naik ke bukit Marwah, lihat kiri kanan depan belakang nggak ada turun lagi, melihat bayinya mulai nangis kehausan, naik lagi ke bukit Shofa sampai tujuh kali, kali yang ke tujuh adalah di bukit Shofa, Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa, di dekat bukit Shofa ia lihat Jibril alaihissalam, Malaikat Jibril alaihissalam turun dan berkata : Jangan kau takut dan jangan kau risau, anak ini dan ayahnya akan membangun Baitullah Ka’bah AlMusyarofah di tempat ini, jangan kau takut.
Maka keluarlah air dari dekat kakinya Siti Hajar alaihassalam lalu Siti Hajar langsung mendekati air itu dan berkata “zam…. Zam…” yang artinya “berkumpul.. berkumpul..”, sampai sekarang disebut air zam zam. Air itu pun dikumpulkan karena kan tanah, tanah kan kalau kena air berlumpur, jadi dibikin semacam pagar jadi lumpurnya kering sendiri di pinggirnya jadi air itu tidak tumpah kemana – mana dan dibikinkan semacam bukit kecil oleh Siti Hajar alaiha salam. Itu awal nama kalimat zam zam, dari ucapan Siti Hajar “zam zam”, yang artinya “kumpul kumpul” agar airnya tidak tumpah mengalir kemana mana, maka ia pun minum ternyata rasanya lebih lezat dari semua air.
Kita lihat asal muasalnya air zam zam itu darimana. Air itu beda rasanya dengan semua air yang ada di dunia, asal muasalnya dari kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami. Kesabaran dan keteguhan cahaya iman itulah yang membuat air zam zam itu membawa manfaat yang lebih dan juga membawa rasa yang lebih daripada semua air yang ada di muka bumi. Sebab apa? sebab taqwanya Siti Hajar alaiha salam dan kesabarannya terhadap perintah Allah. Air zam zam jadi air yang paling mulia di dunia, demikian dijelaskan didalam kutubulfuqaha (kitab kitab pembahasan para ahli fiqih), namun ada air yang lebih mulia dari air zam zam, tapi kita tidak kebagian, yaitu air yang keluar dari jari – jari Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam, tidak ada bandingannya dengan air yang ada di surga pun, masih lebih mulia air yang keluar dari jari – jari Rasulullah sholallahu alihi salam, karena keluar dari belahan tubuh Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam. Sedangkan Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan semua manusia dibawah panji Muhammad Rasulullah sholallahu alihi salam.
Kembali kepada cerita air zam zam ini, sejarah air zam zam. Lalu hadirin – hadirat, kafilah lewat, melewati lembah Makkah, belum ada orang di Makkah belum jadi kampung, belum ada orang masih sepi, saat itu kafilah melihat ada burung, ini burung yang seperti ini menunjukkan ada air dekat sini, kita puluhan tahun lewat sini tidak pernah ada air, demikian riwayat Shahih Bukhari dengan hadits yang panjang. Maka, ayo coba kita lihat kesebelah situ, dilihat ditemukanlah satu danau kecil yang airnya terus mengalir deras, dipinggirnya duduk seorang wanita bersama bayinya yaitu Siti Hajar dan Nabi Ismail alaihimasshalaat wa alayhimassalaam, maka berkatalah mereka: “wahai ibu, boleh kami minum dari air ini?”, menjawab siti Hajar : “boleh, tapi bukan milik kalian”. Karena di zaman itu kalau bukan miliknya nanti diusir Siti Hajar dari situ, cara mereka di zaman itu. “silahkan minum Tapi bukan milik kalian, minum boleh, ambil semua silahkan, air tidak ada habis – habisnya. Mereka minum, diberikan minum pada hewan – hewan, mandi, semua mereka memakai air tidak habis – habis, terus keluar, keluar, keluar. Ini air ajaib, kalau begitu kita bikin kampung saja disini, kalau ada air ajaib ini semua orang butuh air, semua orang banyak lewat sini, kafilah, yang mau ke Irag yang mau ke wilayah mana yang lewat di situ banyak, pasti akan berhenti di sini, karna ada danau yang tidak ada habis habisnya dan rasanya berbeda, mulailah mereka membuat perkampungan, itulah sejarah kota Makkah. Jadi Sejarah Kota Makkah itu berasal dari wanita yang shalehah Siti Hajar alaiha salam.
Saudara saudariku yang kumuliakan,
Saya kembali kepada kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.”, jadilah kota Makkah, jadilah air Zam zam, jadilah Shofa dan Marwah itu harus di lewati dari rukun haji, bolak balik melewati langkah kaki kesabaran Siti Hajar alaihassalam, untuk menyelamatkan Nabi Ismail dari Shofa marwa Shofa Marwa bulak balik 7 kali itu menjadi rukun Haji.
Hadirin hadirat yang dimuliakan,
Untuk mengambil keberkahan yang di perbuat Siti Hajar alaiha salam. Kemudian Siti Hajar makin lanjut usia dan Nabi Ibrahim juga semakin dewasa lalu menikah, setelah menikah maka Siti Hajar alaiha salam wafat, berkatalah Siti Hajar alaiha salam “hai anakku Ismail, nanti ayahmu akan datang, dulu saat kau masih bayi, aku di datangi Jibril saat mencari air sampai di bukit Shofa bertemu Jibril, kata Jibril engkau dan ayahmu akan membangun Baitullah di sini, kalau ayahmu datang nanti aku sudah wafat sampaikan salamku padanya dan engkau akan membangun Baitullah bersama ayahmu”. Tidak lama datanglah Nabiyullah Ibrahim yang sudah lanjut usia, berjumpa dengan nabi ismail dan mereka saling berpelukan, kembali saling kenal karena keduanya adalah Rasul nya Allah subhanahu wata'ala.
Maka berkatalah Nabi Ibrahim :“kemana ibu?”, “ibu sudah wafat ayah”. “iya kita di perintah untuk membangun Baitullah di sini”
Merekapun membangun Baitullah, Baitullah itu sudah ada dari zaman Nabi Adam, dalam kitab kitab tafsir, Ka’bah itu diturunkan dari langit oleh Allah subhanahu wata'ala, untuk supaya Nabi Adam kalau rindu bisa lihat Ka’bah, kalau rindu kepada Allah, ka’bah diturunkan dari sorga, dan Posisi ka’bah itu sejajar langsung dengan Arsy nya Allah subhanahu wata'ala, hadirin hadirat namun hancur setelah kena banjir dan usia puluhan ribu tahun, juga banjir Nabiyallah Nuh dan lain sebagainya tidak ada lagi yg tersisa, maka jauh lama waktu kemudian barulah disuruh bangun lagi. Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim diam saja karena sudah lanjut usia, Nabi ismail ambil batanya, batanya terbuat dari tanah, satu satu di susun terus, Nabi Ibrahim yang menaruh, Nabi smail yang mengambil, terus sampai kemudian selesai mereka mengelililnginya selama 7 kali, sambil memeriksa apakah masih ada yang lowong atau masih ada celah, setelah 7 kali di putari maka berdiri Nabi Ibrahim di tempat yang kini di sebut makam Ibrahim, tapi sudah diratakan oleh masa sempalan abad ke 18 ini, mereka mengatakan itu syirik dan harus diratakan, padahal disitu ada telapak kaki Ibrahim diatas batu jelas terlihat, kalau kalian beli foto Ka’bah zaman dahulu, kalian akan lihat ada semacam kubah yang terbuat dari emas itu adalah telapak kaki Nabi Ibrahim didalamnya ditutup seperti kawat emas, diatasnya ada sedikit kubah seperti masjid kecil, itu dekat Ka’bah, itu maqam Ibrahim, Sunnah shalat sunnah disitu, bukan makamnya bermaknay kuburan, namum “maqaam” berarti tempat berdiri.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Nabi Ibrahim berdiri di tempat itu dan berdo’a "Rabbana taqabbal minna, innaka antassamii’ul ‘aliim."
Itu do’anya Nabi Ibrahim saat selesai membangun Ka’bah, maka itulah salah sebagian dari sejarah haji, kita mengenal minah dengan melakukan Sa’i naik turun kesana kemari, kenapa? Karena kita tidak mampu mendapat perintah seperti Siti Hajar itu tapi paling tidak Allah ttidak mau ummat ini tidak kebagian pahalanya, harus kebagian pahalanya juga, pahalanya Siti Hajar, bagaimana cara melibatkannya, ikut melintasi langkah langkah yang dilewati Siti Hajar dari Shofah ke Marwah, lalu ummat ini tidak kebagian pahalanya membangun Ka’bah seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ikut tawaf, mengitari 7 kali sambil berdzikir, lalu tidak kebagian kemulian do’a selesai membangun Ka’bah dengan do’a tsb, maka Ummat ini di sunahkan shalat sunah di tempat berdiri dan berdo’anya Nabi Ibrahim alaihi salaam, arafah adalah tempat berjumpanya Nabi Adam dan Siti Hawa, demikian salah satu pendapat.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Riwayat yang Shahih dari Shahih Bukhari tetntang sejarah kota Makkah dan sejarah Ka’bah di bangun kembali.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari kalimat itu “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.” Kalau begitu, Dia Allah tidak akan mengecewakan kita… kalau sudah Allah yang perintah, ini harus kita pegang, perintah Allah itu tidak akan membuat kita kecewa kalau kita jalankan dengan benar, mampu tapi kalau kita tidak mampu lihat dari pada kemuliaan yang Allah berikan kepada kita, kita di beri kesempatan untuk tawaf, sa’i, untuk dapat keberkahan kemuliaan pahalanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Siti Hajar disaat dalam kehausan dan itu tidak tahu bahwa langkah kakinya dari shofa ke marwa bolak balik itu akan Allah jadikan di lintasi puluhan juta manusia, ribuan tahun setelah ia wafat kelak untuk mendapatkan keberkahan pahala perbuatan sabarnya Siti Hajar alaihi salaam. Demikian juga kurban, kurban Nabi Ibrahim alaihi salaam, kita siapa yang mampu disuruh menyembelih anaknya, kita kebagian pahalanya menyembelih kurban. Hadrin hadirat riwayat shahih Muslim, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sudah berkurban sebelum kita berkurban, pahala kurbannya Rasul saw sudah sampai kepada kita sebelum kita lahir, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sudah berkurban dengan do’a :
“Wahai Allah terimalah kurban ini dari muhammad, dari keluarga Muhammad, dari ummat Muhammad”. Seluruh Ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sudah kebagian pahala kurbannya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk seluruh ummatnya, di Hadits lain, untuk ummatku yang berkurban.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Kita berkurban untuk mendapatkan pahala, namun siapa yang diantara kita yang mau berkurban untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berkurbannya berkorban untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin, al Imam Abul ‘Abbas Muhammad bin Ishaq Attsaqafy, sudah sering saya jelaskan dia menyembelih 12 ribu ekor kambing untuk pahalanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita kalau belum mampu berkurban, maka berkorbanlah untuk Nabimu Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, perbuatlah hal - hal yang beliau senang.
Dan mengenai musibah musibah yang datang jangan risau karna semua musibah itu digantikan dengan pahala, dan Rasul saw mengajarkan, di jelaskan barang siapa yang kehilangan 3 anaknya, wafat 3 anak darinya, Maka itu menjadi benteng baginya dari api neraka, lihat bagaimana Allah membayar kesedihan lebih dari pada kesedihan itu sendiri, para sahabat bertanya "Bagaimana kalau hanya 2 yang wafat dari anaknya?", Rasul saw berkata “Walaupun 2 anaknya yang wafat Allah jadikan itu benteng darinya dari api neraka”. Kalau kita punya 1000 anak lalu semuanya mati itu belum bisa membayar ucapan dari Allah dengan ucapan “Benteng baginya dari api Neraka”. Hadirin hadirat tapi kesedihan kita dibayar beribu kali lipat oleh Allah dengan bebasnya kita dari api neraka kalau kehilangan anaknya wafat diambil oleh Allah swt yang sangat ia cintai.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausyiah ini, setelah ini kita berdzikir sebagaimana biasa setiap malam kita berdzikir Jalaallah, selama 40 malam mungkin kita teruskan sampai kedatangan guru mulia kita pada 27 Desember, Insya Allah acara malam selasa di monas dan mohon do’anya juga acara selanjutnya di Glora Bung karno, pada tanggal 31 Desember atau malam 1 januari (malam tahun baru) dua kali acara terpaut hanya 4 hari, semoga acara kita sukses, namun rintanganya banyak sekali tapi kita tahu rintangn rintangan itu semoga hanya sebagai modal untuk suksesnya acara itu lebih sukses, amin Allahumma amin, dan kita berdo’a saudara saudara kita yang terkena musibah semoga Allah jauhkan musibah dari jakarta ini dan Allah jadikan hujan membawa musibah menjadi hujan pembawa Rahmat, kita berdzikir beberapa minggu yang lalu sudah mulai reda, hujan jakarta tidak kena banjir, hujan tapi hujannya tidak membawa banjir, gunung gunung statusnya sudah mulai turun, hanya kemarin saya agak sedikit kesal itu, mengapa? (dg nada canda) Sudah statusnya turun semua, saya lupa gunung bromo atau gunung semeru itu, malah di kasih sesajen di lempari kepala kerbau, ya sekarang berubah lagi statusnya naik, Laa haula wala quwata illa billah... Gunung sudah kita tenangkan, dengan dzikir dengan do’a dengan jakarta seluruh wilayah mendo’akan , di kasih sesajen marah lagi gunungnya (dg nada canda), gunung itu hamba Allah, hamba Allah tunduk kepada kewibawaan nama Allah swt.
Hadirin hadirat mari kita berdzikir menenangkan alam semesta ini dengan keagungan Nama Nya Yang Maha Luhur dan menenangkan jiwa kita dengan ketenangan dan kesejukan yang ada hanyalah Nama Allah swt, dan membuka seluruh rahasia keluhuran dhohir dan bathin dunia dan akhirat dalam kematian dan kehidupan kita yaitu keagungan Nama Allah, smoga terhapus seluruh dosa dosa kita, semoga Allah limpahi keberkahan, kemuliaan, keluhuran, kesucian, dan kemakmuran di hari mendatang dunia dan akhirat.
Wahai pemilik dunia dan akhirat
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Saudara saudara kami saat ini di medan Arafah sedang bermunajad, dan Rasul saw bersabda : “tidak pernah Allah melimpahi pengampunan lebih besar dari hari Arafah”. Mereka sedang dalam do’a dan limpahan pengampunan salurkan kepada kami semua yang hadir ya Rabb, kemuliaan Arafah, kemuliaan muzdalifah, kemuliaan Makkah dan Madinah, kemuliaan Sya’i, kemuliaan tawaf,
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله
Demi Kewibawaan Nama Mu tenangan bencana alam ini wahai Allah, gunung gunung tidak lebih berwibawa dari Nama Mu, Gempa Bumi tidak lebih kuasa dari nama Mu, hujan tidak bisa melebihi dari keluhuran Nama Mu
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله
Masing masing hadirin mempunya hajad, mempunyai masalah, punya kesulitan, punya hutang, punya kesedihan, punya cita cita, Engkau melihat kami smua tembus kedalam perasaan yang terdalam dan Kau menembus apa yang terjadi di hari esok, perbaikilah seindah indanya wahai Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله
Ampuni Lidah kami yang lebih banyak menyebut nama selain Nama Mu, Ampunin hati kami yang lebih banyak mengingat selain Mu, Saat aku dan kalian di panggil menghadapnya, lalu Allah bertanya, “Hambaku kau lebih banyak mengingat selain daripada Ku..?.”
“Wahai manusia apa yang membuatmu jauh dari Tuhan mu Yang Maha Pemurah”
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله
Limpahi kerinduan kepadamu dihati kami, sehingga kami menjadi orang yang Kau Rindukan
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله
Salah satu kelompok yang akan di naungi Allah di hari Kiamat orang yang saat menyebut Nama Allah mengalir airmatanya, Orang yang menangis saat menyebut Nama Allah di naungi Nya, di lindungi Nya, di maafkan Nya, di sayangi Nya, Allah tidak sia siakan air mata yang mengalir saat menyebut Nama Nya
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “barang siapa yang berpuasa di hari Arafah di hapuskan dosanya selama 2 tahun” di riwayat yang lain “di hapuskan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” . Hari arafah besok dan kita berdzikir tadi semua ibadah kita dikalikan 700 kali lipat.
Di hari kiamat ada orang orang yang masih cemberut di Surganya Allah,
Mereka saat itu ditanya oleh para malaikat :
“kenapa kalian cemberut padahal di sini tempat orang orang yang senang dan gembira, tidak ada kesedihan di sini “
Mereka berkata :
“kami masih belum di izinkan melihat keindahan Allah”
Maka saat itu malaikat berkata pada Allah :
“wahai Allah mereka masih belum melihat keindahan Dzat Mu”
maka Allah berkata “angkat tabir yang menghalangiku dengan mereka”
Maka berkatalah malaikat : “wahai Allah mata - mata mereka itu penuh dosa di dunia, tidak pantas melihat indahnya Dzat Mu” Maka Allah menjawab : “Angkat tabir yang menghalanginya , karena mata mereka pernah mengalirkan airmata rindu pd Ku, pantas mereka melihat keindahan Dzat Ku”
Rabbiy, jadikan kami semua melihat keindahan Dzat Mu, yang hadir dan yang menyaksikan acara ini melalui steaming Website www.majelisrasulullah.org dan di Radio Wadi FM atau lainnya semoga kita tidak ditutupi, tidak di hijab dari memandang keindah Dzat Nya Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat kita ucapkan terimakasih kepada syekh fadhilatul ustad Da’i ilallah syek Fadhil dari Bandung, semoga di limpahi rahmat dan keberkahan Allah subhanahu wata'ala hingga hadir bersama kita pada malam ini semoga bukan menjadi kehadiran yang pertama tapi kehadiran yang berkisinambungan dan juga tadi saya sudah taru janji kepada beliau hutangsaya untuk datang kunjung ke Bandung, kerumah beliau Insya Allah, datang waktunya segera kita bisa kunjung keBandung, kita do’akan kunjungan beliau agar menjadi paku dan menjadi benteng Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di wilayahnya.
Jangan risau melihat saya di kursi roda, masalahnya yang akan saya sampaikan panjang, saya hanya kelelahan saja takut saya tidak terangkum apa yang saya sampaikan kalau saya menyampaikannya dengan berdiri, karna biasanya hanya 25 menit, tapi malam ini agak panjang.
Besok malam takbiran jangan lupa, yang mau hadir semoga di limpahi kemuliaan,
Lalu satu lagi, malam kamis, ada apa malam kamis?
Halal bi halal sekaligus Tabligh Akbar majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Masjid Universitas Borobudur , Jakarta Timur, bersama siaran langsung TV One jam 16:00 sampai jam 17:30.
Satu jam setengah, pembicaranya hanya Majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saja, atau mungkin Ustad Bukhori hadir mungkin tidak, kalau tidak ya cukup satu pembicara.
Saya tanya sekarang kalian Siap Jihad untuk mensyi’arkan Dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam???
kalau siap maka hadir, kalau ada udzur tetap kabarkan dengan cara menyebarkan kabar ini kepada teman teman kalian.
Bulan Dzulhijjah ini hadirin hadirat kita gemakan Takbir, dengan Takbir Akbar, dengan dzikir Akbar, hal itu sungguh menggembirakan hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana ucapan kaum Anshor ra yang ingin selalu ikut dengan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, seraya berkata :
“wahai Rasul, kalau kau masuk kedalam lautan maka kamipun akan masuk kedasar lautan satu persatu mati kami tidak perduli, kami ingin tetap bersamamu, barang kali dengan matinya kami itu Allah tunjukan cara untuk menyenangkan hati mu Wahai Rasulullah”
Rasul saw menjawab :
“tanda tanda iman adalah cinta kaum anshor, tanda munafik adalah benci kaum Anshor", kenapa?
Kaum Anshor tidak punya kelebihan apa apa, kelebihannya cinta kepada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.


Tanda Munculnya Kemakmuran Bagi Muslimin-Muslimat
Senin, 22 November 2010


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَقُومُ السَّاعَةُ، حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ،وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ، وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ، حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ، فَيَفِيضَ.
(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Tiada akan datang hari kiamat hingga tercabutnya ilmu, dan terjadi banyak gempa, dan waktu terasa bergulir cepat, dan munculnya banyak fitnah, dan banyaknya perkelahian dan pembunuhan, hingga berlimpah pada kalian harta, maka harta ditumpahkan seluas-luasnya” (Shahih Bukhari)
ImageAssalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh,
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan Puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha Menciptakan segala anugerah, dan berpadu segala anugerah terluhur Nya pada satu makhluk Yang Paling di Cintai Nya, Yang dengan mencintainya terbukalah kesempurnaan iman, yang pada setiap ucapan kalimat tuntunannya tersimpan rahasia keridhaan Allah, dan itulah anugerah terluhur, Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam Yang Allah utus sebagai pembawa dan pengenal iman, iman adalah kenikmatan terbesar bagi kita, dan Allah subhanahu wata'ala menerbitkan iman dengan Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai matahari penerbitnya, menerangi kita sebagaimana firman Nya subhanahu wata'ala :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
“Wahai Nabi, Sungguh Ku utus engkau untuk menjadi saksi, saksi bagi setiap umatnya dan saksi bagi para Nabi yang terdahulu dan pembawa kabar gembira dan pembawa teguran dan sebagai penyeru kejalan Allah dengan izin Allah” (QS Al Ahzab 46)
Maksud kalimat “izin Allah” adalah seruan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam itu demikian luhurnya dan tidak akan berhenti dengan wafatnya Beliau, tapi berkelanjutan dari zaman ke zaman abadi, menghantar manusia menuju keluhuran yang fana dan yang abadi.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Demikian Sang Pemilik keabadian, telah menganugerahkan kepada kita seorang pemimpin dan imam yang sangat luhur yang dengan mengikuti Beliau terbitlah cinta Allah yang tidak di terima cinta kepada Allah kecuali dengan mengikuti Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam), maka kalian akan dicintai Allah dan Dia swt akan mengampuni dosa dosa kalian, dan Allah itu Maha Mengampuni dan Maha Berkasih sayang” (Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam)” (QS Ali Imran 31).Allah palingkan semua orang yang ingin mencintai Allah untuk mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kalian akan di Cintai Allah dengan mengikuti Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Dan diampuni dosa – dosa kalian”
Allah semoga memberi kita kemudahan untuk mengikuti Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dhahiran wa bathinandidunia dan bersama Beliau di akhirat.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Seraya berfirman Jallawa’ala :
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ، وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآَمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
“Mereka yang tidak mau beriman kepada Sang Nabi maka terhapuslah seluruh amal – amal baik mereka dan mereka yang beriman dan beramal Shaleh, beriman dengan apa yang Ku turunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau itu adalah kebenaran dari Tuhan pemilik mereka semua yang memelihara seluruh mereka manusia keturunan Adam” (QS Muhammad 1-2)
Setiap detik didalam pemeliharaan Ilahi, pemandangannya, pendengarannya, lisannya, detak jantungnya, setiap nafasnya, yang semuanya berada didalam pemeliharaan Yang Maha Tunggal, ketika Allah mencabut satu darinya maka penglihatan tidaklagi bisa melihat kecuali dengan izin Nya, pendengaran tidak bisa mendengar kecuali dengan izin Nya, seluruh sel tubuh tidak akan berfungsi kecuali dengan perintah Nya, kecuali dengan instruksi Ilahi untuk terus berbakti kepada kita dan menopang apa yang kita inginkan baik dan buruknya dan kebaikan akan kembali kepada kita 10 kali lebih besar hingga 700 kali lebih besar dari kebaikan itu sendiri dan kejahatan akan kembali pula kepada kita satu kali saja, namun merugilah mereka yang berbuat kejahatan. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala perbuatan yang jahat dhahir dan bathin, amin Allahumma amin.
“ketika mereka para sahabat merasakan banyak yang berbuat dosa dan kesalahan, hati mereka gundah dan tidak tenang ingin mendapatkan pengampunan yang jelas dari Allah maka Allah swt berfirman menceritkannya :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
“mereka berdatangan kepadamu (wahai Muhammad), lalu mereka mohon pengampunan dosa kepada Allah subhanahu wata'ala dihadapan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam memohonkan pengampunan dosa untuk mereka, (mereka itu yang datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan beristighfar mohon pengampunan kepada Allah di depan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) akan menemui Allah menerima seluruh taubat mereka dan Allah akan berkasih sayang pada mereka” (QS Annisa 64)
Allah menyambut mereka yang berdatangan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala dihadapan Rasulullah, kenapa Allah subhanahu wata'ala riwayatkan dan sampaikan kejadian ini di dalam Al Qur’an padahal itu jarang terjadi pada shahabah, Allah ingin kemukakan bagaimana mulianya kedudukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dihadapan Allah “mereka itu ketika telah mendhalimi diri mereka sendiri, banyak diantara mereka yang merasa banyak telah berbuat dosa datang kehadapanmu wahai Muhammad, mereka berdatangan kehadapan Rasulullah lalu baru beristighfar kepada Allah karena mereka tau cintanya kepada Allah paling banyak ada pada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka tidak tau kemana lagi harus mencari maaf dan cinta yang lebih besar dari pada duduk didekat Muhammad Rasulullah untuk mendapat pengampunan kepada Allah”
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Oleh sebab itu berkata Sayyidina Abu Hurairah radhiyallahu'anhu :
“ Wahai Rasulullah ketika kami sedang memandang wajahmu maka terangkat iman kami kepada keluhuran jauh dari pada saat kami tidak sedang melihatmu” Demikian indahnya cahaya hidayah yang Allah terbitkan di wajah SayyidinaMuhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Sampailah kita ke majelis luhur ini dengan undangan Ilahi untuk mencapai keluhuran yang lebih dari sebelumnya untuk terus di muliakan oleh Allah dari kehinaan menuju kemuliaan, dari kemuliaan menuju kemuliaan yang lebih, tangga – tangga keluhuran yang telah di hamparkan Allah kepada kita hingga naik derajat kita hingga naik lebih luhur dari pada sebelum kedatangan kita ke majelis ini dan keluar dari sini terus membawa rahmat dan teruslah dan teruslah dan janganlah bosan duduk bersama keridhaan Allah dan Rasul Nya.
Saudara saudariku yang di muliakan Allah,
Allah subhanahu wata'ala tiada henti – hentinya melimpahkan kemuliaan kepadaku dan kalian dan umat ini, walaupun kita melihat adanya musibah disana sini, Gunung Merapi, bencana Alam dan lain sebagainya sebagai teguran dan penghapusan dosa, bukan sebagai kemurkaan untuk umat Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Ingatlah dimasa terdahulu jika Allah subhanahu wata'ala melihat umat Nabiyallah Musa yang telah jelas – jelas Allah tolong dengan terbelahnya lautan agar mereka selamat dari kejaran Fir’aun lalu Allah timpahkan lautan untuk menenggelamkan Fir’aun, lalu mereka masih juga berbuat maksiat kepada Allah. “Maka Ku angkat Gunung Tursina diatas kepala umat Nabi Musa, gunung itu diatas kepala mereka diangkat, mereka di perintah oleh Allah, dipaksa untuk berjanji setia meninggalkan dosa dan taat untuk bersujud kepada Allah subhanahu wata'ala, maka mereka sujud dengan takutnya, takut gunung itu runtuh diatas kepala mereka” Bukan Allah membuat ledakan kecil, atau awan panas, tapi gunung itu di angkat diatas kepala mereka, jika mereka tidak mau sujud akandi timpakan keseluruhan gunung itu diatas mereka dan hilanglah semua ummat itu.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Bagaimana Allah telah membela umat Nabi Musa a.s namun Allah subhanahu wata'ala juga adil ketika pembelaan Allah dibalasdengan hal yang kufur dan maksiat maka Allah subhanahu wata'ala memaksakan mereka untuk taat kepada Nya subhanahu wata'ala dengan mengangkat Gunung Tursina maka sungguh hal yang terjadi bagi kita ini sangatlah kecil, umat – umat sebelumnya.
Ummat Nabiyallah Daud alaihi salaam ketika sudah dilarang untuk tidak boleh mengambil ikan bernelayan di hari sabtu, namun masih juga mereka berbuat, maka Allah subhanahu wata'alaberfirman :
“jadilah kalian kera – kera, (monyet – monyet) yang hina, (QS Al baqarah 65) berubahlah mereka menjadi kera keseluruhannya yang masih juga tidak taat kepada perintah untuk tidak boleh bernelayan di hari sabtu untuk umat itu, 3 hari kemudian mereka wafat”
Demikian di jelaskan pd kitab kitab tafsir, 3 hari hidup sebagai kera karena menolak perintah Allah subhanahu wata'ala, bermaksiat kepada Allah subhanahu wata'ala, kenapa Allah berbuat demikian, karena usia mereka sangat panjang, namun usia umat ini yang sangat singkat dan Nabi Nya yang paling mulia, yang paling indah, ketika mereka telah berkata, yang Allah subhanahu wata'ala ceritakan :
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ،
“ketika mereka berkata (Kata Allah) orang – orang Quraisy, berkata ‘wahai Allah (mereka juga percaya kepada Allah, orang Quraisy musyrikin itu percaya kepada Allah juga, dan mereka percaya ada 360 tuhan berhala lainnya selain Allah subhanahu wata'ala) jika Muhammad ini membawa kebenaran buktikan dengan turunnya hujan batu untuk kami dan dengan datangnya siksaan yang pedih sebagai bukti bahwa beliau ini membawa kebenaran” (QS Al Anfal 32)
Allah yang menjawab (Allah ceritakan ucapan itu) ketika mereka berkata :
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ، وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“ketika orang – orang musyrikin Quraisy berkata ‘wahai Allah jika ini kebenaran dari Mu maka tumpahkan kepada kami hujan batu dan siksaan pedih, bukti bahwa Muhammad ini membawa kebenaran….”
Lalu Allah meneruskan ayatnya : “Allah tidak akan menyiksa mereka musyrikin Quraisy selama engkau wahai Muhammad masih berada diantara mereka” (QS Al Anfal 32-33) Musyrikin Quraisy yang telah menantang Allah masih Allah tahan siksanya karena diantara mereka ada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Allah jelaskan : “Allah tidak akan menyiksa mereka dan tidak akan menurunkan azab atas mereka kalau engkau ada diantara mereka”
Hadirin hadirat, padahal mereka layak mendapatkan bala dan azab, mereka menantang Allah kalau ini kebenaran turunkan hujan batu, tetap Allah tolak karena ada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diantara mereka, Rahmatan lil’alamin
Lalu Allah teruskan :
“dan tiadalah Allah akan menurunkan siksaan pada mereka selama ada di antara mereka yang beristighfar” mohon pengampunan yang banyak maka wilayah – wilayah sekitarnya akan aman, demikian di jelaskan di dalam kutubuttafaasir bahwa yang di maksud bahwa semua orang harus istighfar baru Allah jauhkan musibah, tidak !!! tapiwalau ada sebagian orang yang beristighfar para shalihin shalihat yang berdzikir yang beristighfar memohon pengampunan itu akan membuat Allah menyingkirkan musibah dari pada orang – orang yang jahat walaupun ada di sekitar mereka, Warisan dari pada kemuliaan Rahmatan lil’alamin sayyidina Muhammadshallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Dimalam yang luhur ini sampailah kita kepada hadits Rasul shallallahu 'alaihi wasallam
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ، حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ،وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ، وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ، حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ، فَيَفِيضَ. (صحيح البخاري)
“belum akan datang hari kiamat, kecuali tanda – tandanya adalah tercabutnya ilmu”
Bagaimana tercabutnya ilmu ? Rasul bersabda di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari dalam riwayat lainnya : “Allah subhanahu wata'ala mencabut ilmu, (bukan mencabut, langsung dari dada hamba – hambanya ilmu itu dari hati hambanya, Bukan !!!) akan tetapi Allah subhanahu wata'ala mencabut ilmu dari dunia itu dengan mewafatkan para ulama” Semoga Allah memanjangkan usia para ulama kita, “sampai satu wilayah tidak lagi tersisa ulama, maka mereka terpaksa mengambil orang yang tidak tahu apa – apa sebagai dianggap ulama maka mereka ditanya, mereka berfatwa semaunya, maka mereka sesat dan menyesatkan”(shahih Bukhari)
Hadirin hadirat dalam riwayat lainnya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“para Shalihin wafat dan wafat sampai tidak tersisa lagi shalihin di satu wilayah maka Allah tidak peduli lagi apa yang menimpa wilayah itu, kebaikan kah atau keburukan, tangisankah, apapun yang mereka perbuat Allah tidak lagi melihatnya” (Shahih Bukhari)
Maksudnya keberadaan para Shalihin adalah paku – paku di muka bumi dan ketidak beradaan mereka dan kemangkatan mereka adalah akan membuat semakin banyaknya musibah karena merekalah yang paling banyak istighfar, merekalah banyak do’a, merekalah yang banyak dzikir maka bagaimana cara menolak musibah ? membangkitkankembali generasi ahlul dzikir, generasi shalihin, generasi ahlul Sujud. Semoga bangkit muslimin muslimat dengan generasi shalihin, generasi muqarrabin.Amin Allahumma amin.
Juga dengan semakin cepatnya perputaran waktu, terasa semakin cepat waktu itu dari mulai pagi baru saja istirahat sebentar sudah waktu dhuhur, baru dhuhur sudah masuk Ashar, baru selesai Ashar tidak lama maghrib, isya’ serasa hari semakin hari semakin cepat, menunjukkan waktu hari akhir akan segera semakin mendekat, dan banyaknya gempa bumi, di mana – mana terjadi gempa, gunung merapi buat gempa, Tsunami buat gempa, banjir buat gempa, tanpa sebab gempa terjadi, di mana – mana gempa, dan munculnya banyak fitnah, banyak fitnah di sini di riwayat lainnya yaitu banyak yang mengaku Nabi, ada yang mengaku Tuhan, ada yang mengaku malaikat dan semakin banyak terjadi pembunuhan dan pembunuhan, terjadi pembunuhan, perpecahan, saling hantam satu sama lain, itu semua terus terjadi sampai datang waktunya nanti berlimpah pada kalian harta dan dia betul – betul dilimpah ruahkan oleh Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat ini ditanyakan oleh para sahabat dalam riwayat lainnya
“wahai Rasul, kami bertanya bagaimana saat berlimpahnya harta bagi penduduk bumi di akhir zaman itu” Rasul bersabda :
“mereka lebih mencinta sujud dari pada kehidupan dunia mereka” (Shahih Bukhari) Maksudnya semakin banyak orang yang suka dengan sujud dan dzikir menunjukkan semakin dekatnya waktu kemakmuran akan tiba janji Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Demikian luhurnya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan kejadian ini dan semua kejadian ini telah terjadi tinggal yang terakhir yang saya tunggu munculnya kemakmuran, semoga segera berlimpah kemakmuran atas muslimin muslimat, tanda – tandanya yang sudah di perlihatkan dan sudah jelas insya Allah akan semakin dekat, semakin banyak orang yang sujud, makin banyak orang yang cinta sujud, sujud dengan jasadnya dan sujud dengan hatinya, berdzikir adalah hakikatnya sujud, semua ibadah adalah hakikatnya sujud, semua taat adalah hakikatnya sujud.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Maka semakin banyak generasi muda yang baik dan bertaubat kepada Allah subhanahu wata'ala, tanda kemakmuran semakin dekat, semoga Allah mempercepatnya, hingga tersingkir dan berhenti semua bencana, berhenti semua perpecahan, berhenti semua itu berganti dengan kemakmuran,
saat itu di tanyakan kepada Rasul, diriwayatkan di riwayat yang tsiqa,
“Wahai Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bagaimana saat itu kejadian bumi?”
“Allah perintahkan pada bumi untuk memuntahkan semua pendaman hartanya, bumi di perintahkan oleh Allah, pendaman harta qarun semua di muntahkan oleh bumi saat itu” Mulai harta karun, semua yang terpendam, apakah berupa emas yang belum di buat (emas yang masih mentah) atau berlian, atau lainnya, mulai di keluarkan oleh bumi terus, sampai pendaman – pendaman orang – orang yang terdahulu di keluarkan oleh bumi dan di perintahkan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk mengeluarkannya, untuk orang – orang yang banyak dzikir, banyak beribadah, banyak bersedekah, banyak bersujud kepada Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat semoga hal itu akan semakin dekat amin Allahumma amin, diriwayatkan didalam riwayat yang tsiqah, ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berwasiat, diriwayatkan di dalam Shahih Muslim Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan barang siapa yang kehilangan sesuatu, maka hendaknya dia berdo’a :
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَ ا
“Wahai Allah berilah aku pahala atas musibah yang menimpaku dan gantikanlah dengan yang lebih baik”
Hal ini di dengar oleh ummu Salamah radhiyallanhawa ardoha ketika suaminya wafat yaitu Abu Salamah, maka ia membaca do’a ini,
Hati – hati dengan lintasan pemikiranmu !!!karena lintasan pemikiranmu di lihat oleh Allah dan Allah bisa menentukan baik dan buruknya seseorang dengan melihat lintasan pemikirannya.
Di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari Rasul shallallahu 'alaihi wasallambersabda :
“hati – hati dengan cita – cita kalian karena kalian tidak tau apa yang akan di berikan oleh Allah untuk kalian” Menunjukkan apa dari getaran jiwa kita bisa merubah nasibmu dimasa mendatang menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk.
Berkata Ummu salamah didalam hatinya :
“aduuh ….suamiku wafat diambil Allah subhanahu wata'ala, namun diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, suruh baca ‘wahai Allah beri aku pahala musibahku ini dan gantikan dengan yang lebih baik darinya’ lalu aku berkata ‘ya sudah aku ikuti Sunnah Nabi ku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sambil bertanya – Tanya mana ada lagi yang lebih baik dari suamiku, karena Abu Salamah adalah orang yang pertama kali mati syahid”
Maka beberapa tahun kemudian Ummu Salamah hijrah ke Madinatul Munawarah, lalu dia dilamar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Ummu Salamah menjerit dan menangis.
Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallamberkata :
“wahai Ummu Salamah jika kau tidak mau terima lamaranku, aku akan pulang jangan sampai membuatmu sedih, jangan sampai membuatmu bingung, kenapa engkau menjerit dan menangis” Ummu Salamah berkata :
“Wahai Rasulullah, bertahun – tahun yang lalu saat suamiku wafat aku ingat do’amu kau katakan “ beri aku pahala dalam musibah aku, gantikan dengan yang lebih baik darinya’ aku teringat yang wafat suamiku, siapa yang lebih baik dari suamiku?? ternyata getaran hatiku itu di dengar Allah, dan kini engkau wahai Rasul di tunjukkan oleh Allah gantinya”
Dari pertanyaan Ummu salamah “siapa yang lebih mulia dari suaminya ?”Allah jawab dengan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai gantinya, maka aku menangis kata Ummu Salamah “bagaimana kau bisa melamar?” “perintah Allahsubhanahu wata'ala”
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Demikian indahnya aturan Ilahi, bagi mereka yang sangka baik kepada Allah subhanahu wata'ala,maka perbanyaklah sangka baikmu, sebagaimana sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam : “diantara kalian ada yang beramal dengan amal – amal ahli Syurga, amal – amal baik terus sampai antara dia dan syurga hanya tinggal 1 hasta lagi saja, tinggal beberapa nafas lagi dalam hidupnya didahului oleh kehendak Allah, di dahului oleh ketentuan Allah, bahwa dia harus menjadi penduduk Neraka, maka dia berubah amalnya menjadi amal – amal orang – orang yang jahat maka ia wafat dalam keadaan masuk Neraka, diantara kalian ada orang – orang yang terus jahat sampai antara dia dengan Neraka hanya tinggal 1 hasta saja lalu dia di dahului oleh ketentuan Allah untuk masuk kedalam Syurga maka berbalik amal pahalanya menjadi amal – amal orang yang baik setiap perbuatannya maka ia wafat dan wafat sebagai ahli Syurga” (Shahih Bukhari) Para Muhadditsin mensyarahkan Hadits ini adalah dari sebab getaran hati terjadi, ketika hati itu berbuat yang baik – baik pikirannya luhur maka itu akan menuntunnya kepada khusnul khatimah, namun apabila hati itu jahat walaupun ibadahnya banyak hatinya terus menghina orang, hatinya terus sombong pada orang lain, hatinya terus membenci orang lain, hatinya terus mencela orang lain, bisa saja di akhir Allah melihat orang ini tidak pantas masuk kedalam Syurga, maka Allah balikkan dengan ketentuannya, karena Allah subhanahu wata'ala.
“Sungguh Allah itu kata Rasul shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat pada perbuatan dan bentuk kalian tapi melihat kalian pada niat perbuatan itu, dan melihat apa yang ada pada Sanubari kalian, yang kalian fikirkan”
Hadirin hadirat saat seseorang bertakbir “Allahu Akbar” hatinya kosong, dia mendapat pahala, namun ketika ia bertakbir “Allahu Akbar” 1 kali dengan ucapan penuh kerinduan kepada Allah, jauh beribu kali lebih indah dari pada orang yang mengucapkannya yang sama dengan niat yang berbeda. Hadirin hadirat semoga Allah meluhurkan hati kita dengan cahayanya, perindah hati kita dengan keindahannya.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah, Maka jagalah hati dan sanubarimu, dalam niat – niat dan cita – cita, selalulah bercita – cita dengan hal – hal yang luhur, maka Allah akan melimpahkan keluhuran.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Di riwayatkan di dalam riwayat yang tsiqah ketika salah satu wanita Bani Dinar yang saat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam pulang dari peperangan maka dikatakan kepada ibu – ibu itu :
“wahai ibu suamimu wafat…” Maka berkata ibu itu :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya bagaimana?)
Dia lebih mencintai Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dari yang lainnya, maka datang orang ke dua :
“wahai ibu sabar suamimu wafat anakmu juga wafat”
Ibu itu berkata :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya dulu bagaimana?) Maka datang orang ketiga :
“wahai ibu ayahmu wafat”
Maka berkata ibu itu :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟
(Rasulullah kabarnya dulu bagaimana?)
Maka datang orang yang ke empat :
“wahai ibu kakakmu wafat”
Habislah sudah semua seluruh keluarganya, sebatang kara sendiri dia berkata :
مَا أَخْبَرَ رَسُوْلُ الله...؟؟؟؟؟!!
“Bagaimana kabarnya Rasulullah dulu???”
Suaminya wafat, anaknya wafat, kakaknya wafat, ayahnya wafat, ia berkata bagaimana kabarnya Rasulullah, maka orang berkata :
رَسُوْلُ اللهِ فيِ عَافِيَةٍ كَمَا شِئْتِ
(Wahai ibu Rasulullah dalam keadaan sehat wal’afiat seperti yang kau inginkan)
دلني اليه....!
“tunjukkan aku kepada Rasul, aku ingin melihat Beliau dulu supaya aku tenang bahwa beliau betul – betul sehat wal’afiat”
Maka saat dia di bawakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallamyang juga baru pulang dari peperangan diatas kuda putihnya, maka teriaklah ibu – ibu itu :
يَا رَسُوْلُ الله، كُلُّ مُصِيْبَةٍ دُوْنَكَ جَلَل (أي صغيرة)
“Wahai Rasulullah, semua musibah kecil asal kau sehat wal’afiat…!”
Suaminya wafat, anaknya wafat, ayahnya wafat, kakaknya wafat, dia katakan “semua musibah kecil asal kau sehat wal’afiat wahai Rasul”
Demikian indahnya cinta wanita dari Bani Dinar kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat diriwayatkan di dalam Adabul mufrad oleh Imam Bukhari bahwa salah satu seorang sahabat, ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam wafat dia berkata :
“Wahai Allah, ambil mataku, butakan penglihatanku, aku tidak mau melihat lagi apa – apa setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, jangan sampai mataku melihat lagi setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam”
Maka ia di butakan oleh Allah, para sahabat berdatangan kepadanya, bersilaturrahmi kepadanya karena dia buta, berkata para Sahabat :
“kenapa engkau buta?”
Ia berkata :
“aku tidak mau lagi melihat apapun kalau tidak lagi lihat wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tidak bisa digantikan dengan kijang – kijang indah dari Yaman atau pemandangan – pemandangan lainnya, tidak bisa di gantikan oleh wajah indahnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku tidak butuh mataku lagi biar saja buta kalau tidak lagi memandang wajah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam” Demikian indahnya hati mereka para Sahabat Rasul, cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Di riwayatkan seorang ibu – ibu tua lanjut usia, ketika Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu lewat, Khalifah di masa lalu, pemimpin di masa lalu malam tidak tidur, keliling kerumah – rumah fuqara, keliling ke rumah – rumah dhu’afa, ke rumah – rumah orang susah , kerumah anak yatim barangkali ada rintihan tangis, barangkali ada yang kelaparan, barangkali ada yang kebutuhan maka dia lewat, rumah – rumah itu di ketahui, satu rumah di lewati Sayyidina Umar bin Khattab tau di situ ada seorang ibu – ibu lanjut usia yang sendiri sebatang kara tidak ada orang bersamanya di lewati oleh Sayyidina Umar bin Khattab mau di lihat apakah pelitanya hidup atau barangkali perlu di bantu untuk menghidupkan pelitanya, Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu'anhum, maka di malam hari itu iamendengar senandung do’a munajat dan tangis dari ibu tua itu, maka Sayyidina Umar mendekatkan telinganya “ jangan – jangan ibu – ibu ini lapar, kurang makanannya, aku harus membantunya”
Maka ia mendekatkan telinganya apa yang di rintihkan ibu itu, ternyata ibu itu sedang berdo’a :
“wahai Allah kau telah pisahkan aku dari Nabi Muhammad di dunia, jangan pisahkan lagi aku dengan Muhammad di akhirat, di dunia sudah kau buat Rasul wafat sebelumku, jangan sampai di akhirat aku tidak jumpa lagi”
Jatuh roboh Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu mendengar ibu itu, hingga tidak bisa lututnya menahan tubuhnya, dia jatuh berlutut dan menangis dari rindunya kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan dari harunya atas do’a ibu yang sudah lanjut usia itu yang masih terus sedih dengan wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga berkata :
“wahai Allah kau telah wafatkan dan pisahkan aku dengan Nabi Muhammad di dunia, jangan pisahkan aku dengan Nabi Muhammad di akhirat”Demikian do’a ibu itu, Sayyidina Umar menangis radhiyallahu'anhu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam Shirah ibn Hisyam dan lainnya, bahwa ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkurban untuk menyembelih onta, onta – onta itulah yang berdesakan ingin di sembelih oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, padahal kebiasaan hewan, sebagaimana hewan kalau mau di sembelih pasti akan mengamuk kalau melihat darah atau melihat temannya di sembelih, musti di tutup tidak boleh melihat, Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallamberkata : “Buka biarkan mereka melihat”
“Wahai Rasul mereka kalau melihat darah mengamuk”
“biarkan mereka melihat”
Maka para onta itu melihat, ketika Rasul sudah mengeluarkan pisaunya dan menajamkannya apa yang di perbuat oleh onta – onta itu, berdesakan untuk lebih dahulu di sembelih oleh tangan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, roboh satu onta, yang lain menjulurkan kepalanya, satu – satu berdesakan ingin dahulu di sembelih oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian cintanya hewan – hewan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, di jelaskan oleh Al Imam Muhadits Al Imam Abdurrahman Addiba’i didalam maulidnya yang terkenal Ad Diba’
أَلمَْ تَرَاهَا وَقَدْ مَدَّتْ خُطَاهَا، وَسَالَتْ مِنْ مَدَامِعِهَا سَحَائِبْ، فَهِمْ طَرَبًا كَمَا هَامَتْ وَإِلَّا فَإِنَّكَ فِي طَرِيْقِ الْحُبِّ كَاذِبْ
Apakah kalian tidak lihat bahwa semua onta (sampai saat ini) yang mau menuju ke Madinah pasti onta – onta itu akan langkahnya di perpanjang ( melangkahnya lebih cepat, terburu – buru) ingin sampai ke Madinah, akan kalian saksikan semua onta kalau mau masuk ke madinah pasti mengalirkan air matanya karena mereka bergegas ingin cepat sampai ke Madinah. Fahamilah rahasia cinta kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam kalau tidak maka engkau berada kepada keadaan cinta yang dusta kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Demikian keadaan para Shahabat, demikian keadaan pria dan wanitanya, demikian keadaan hewan – hewan, demikian keadaan yang Allah tunjukkan kepada kita, cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bagaimana dengan kita.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sebelum beliau wafat:
“Rasul shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling ramah, orang yang paling baik, orang yang paling sopan, orang yang paling berakhlak, orang yang tidak pernah menolak siapapun, ramah kepada semua musuh dan teman”
Hadirin hadirat yang di Muliakan Allah,
Hanya mau memerangi mereka yang memerangi muslimin, maka sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu lebih patut kau dahulukan dari diri kalian sendiri, dan istri beliau saw adalah ibunda ibunda orang mukmin” (QS Al Ahzab 6)
Demikian firman Allah dan Istri – istri Nabi adalah ibunda mu’minin, maka saat ayat itu turun Rasul berkata :
“barang siapa yang diantara kalian telah faham makna ayat itu bahwa aku lebih berhak dari kalian atas diri kalian sendiri maka siapapun dari kalian yang wafat lalu dia mempunyai harta waris maka bagikan kepada hak warisnya, kalau dia mempunyai hutang yang tersisa datang kepadaku aku yang akan melunasi karena aku lebih berhak atas diri orang itu, lebih berhak melunasi hutangnya dari orang beriman ituatas hutangnya”(Shahih Bukhari)
Kalau ia wafat belum bayar hutangnya aku yang bayar karena aku yang berhak dari ahli warisnya Shalallahualaihi wasalama wabaraka alaih wa’ala alih, Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam inilah Nabi mu Muhammad, Inilah idolamu Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau ini selalu menghibur semua yang sedih mereka yang sedih dari para sahabat, beliau yang menghiburnya, mereka yang dalam kesusahan beliau yang menolongnya, mereka yang dalam masalah beliau yang menyelesaikan, mereka yang dalam apapun,mereka sakit beliau yang jenguk, mereka yang wafat beliau yang kuburkan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, demikianlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau berfikir bahwa beliau akan wafat, maka beliau berkata :
“Jika kalian nanti melihat musibah hal yang kalian tidak sukai (maksudnya Rasul tidak bisa lagi menghibur mereka) bersabarlah sampai kalian berjumpa dengan ku ditelaga Haudh shallallahu 'alaihi wasallam”
hiburan untuk seluruh umatnya, menghibur sanubari kita yang hadir pula dimalam ini, mendengarkan ucapan ini bahwa kita tidak melihat beliau kita rindu dengan beliau, dan beliau sudah mengatakan, jika kalian ditimpa musibah atau masalah bersabarlah maksudnya apa?
“Aku tidak sempat menghibur tapi bersabarlah kita akan berjumpa di telaga Haudh”.Semoga kita semua berjumpa dengan Beliau di telaga Haudh.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau berpisah dengan orang – orang yang mencintai beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan selalu ingin dekat dengan mereka, sebagaimana dijelaskan ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari Fatah Makkah Beliau tetap tidak tinggal di Madinah kampung halamannya Beliau memilih kembali tinggal di Makkah Kampung halamannya Beliau memilih kembalike Madinatul Munawarah Beliau berkata : “wahai Anshar hidupku bersama kalian wafat ku di tempat kalian” kata Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika kaum Anshar ada diantara mereka yang cemburu karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam membagi bagi ghanimah disaat selesai perang Hunain didalam riwayat yang Tsiqah selesai perang Hunain. Rasul membagi bagi kaum Muhajirin, kenapa? Karena muhajirin sudah mereka kembali ke Makkah tidak tinggal terus di Makkah balik lagi bersama Rasul ke Madinah maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam kasihan melihat Muhajirin sudah pulang kampung di tinggal kampungnya ingin bersama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Rasul bagi – bagi pada Muhajirin dan pada mu’allaf, kaum Anshar tidak diberi kaum Anshar lagi mengeluh “saat kami sulit kami yang dipanggil”
ketika Rasul dalam desakan diperang hunain Rasul berbalik ke kanan dan kirinya dan berkata : “Wahai kaum anshar…”
maka Anshar pun turun dari atas bukit – bukit dan berkata :
“labbaik wa sa’daik ya Rasulullah” wahai Rasul kami datang, kami datang, kami bersamamu”, mereka turun dari atas bukit dengan panggilan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka kaum anshar berkata : “saat sulit kami yang dipanggil, tapi saat bagian pembagian kami tidak di beri”
maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata :
“mereka kembali kerumah rumah mereka membawa ghanimah, membawa harta, membawa kambing, membawa onta, membawa kerbau, kalian belum cukupkah aku pulang ketempat kampung – kampung kalian, aku datang untuk kalian tidak cukupkah aku untuk kalian? Maka mereka ku berikan harta tapi kalian ku berikan diriku”
maka berkatalah kaum Anshar :
“sudah ya Rasulullah, cukup ya Rasulullah kami sangat gembira”
maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda untuk menenangkan kaum Anshar seraya berkata :
“kalau seandainya kaum Anshar meninggalkan Madinah pergi kelembah lain aku akan ikut bersama kaum Anshar, kalau seandainya kaum Anshar pergi kesuatu perbukitan keluar dari Madinah aku akan bersama kaum Anshar, kalau bukan karena hijrah aku adalah dari orang Anshar kata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam”.
Kenapa ? karena tidak mau pisah dengan para kekasihnya, kaum Anshar terkenal sangat cinta pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, saat beliau datang THOLA’AL BADRU ALAINA bergemuruh dengan rebana menyambut kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Rasul yang terusir disemua wilayah,terusir di Makkah, di tempat – tempat lainnya, terusir di Thaif dan di tempat lainnya namun di Madinah di sambut dengan hangat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, maka saat itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam tidak lupa cintanya kaum Anshar, yang selalu tidak ingin pisah dengan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga Allah subhanahu wata'ala memuliakan kita sejiwa dengan pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda didalam riwayat yang Shahih dariImam ibn Katsir dalam tafsirnya bahwa
“tiadalah seorang yang bersalam kepada ku kecuali Allah kembalikan ruh ku pada jasad ku sampai aku menjawab salamnya”
Demikian hadirin hadirat berkata Imam ibn Katsir hadits ini memiliki kejelasan maknawiy bahwa bukan berarti tiap kali orang bersalam ruh nya Rasul masuk ke tubuhnya lalu menjawab, tapi yang dimaksud adalah Rasul itu setelah wafat dihidupkan kembali, dikembalikan ruhnya kepada jasadnya untuk menjawab semua salam umatnya yang tidak pernah berhenti setiap shalat, orang bersalam. demikian di barat dan timur Rasul shallallahu 'alaihi wasallam terus menjawab semua yang bersalam kepada beliau demikian beliau bersabda, namun hadits itu dimaksudkan untuk memuliakan orang – orang yang bersalam kepada beliau dan Allah subhanahu wata'ala telah berfirman:
“Jika orang – orang bersalam kepada mu jawablah yang lebih baik atau yang sama dengan salam itu” maka siapapun yang bersalamkepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dijawab oleh Rasul dengan salam yang lebih indah atau salam yang sama padanya”.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, salah seorang hamba Allah di dalam mimpinya ia melihat di majelis seperti ini di majelis ini orang – orang bersalam, jama’ah kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dengan qasidahnya maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam ditanyakan :
“ wahai Rasul saw apakah engkau menjawab salam kami, kami yang bersalam kepada mu di dalam majelis”
maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjawab :
عَلَيْكُمْ شَوْقِي وَرَحْمَتِي يا أهل الجلسة...
“atas kalian cinta ku dan kerinduanku wahai hadirin di majelis ini” "kasih sayangku, dan rinduku atas kalian wahai yang hadir di majelis”
lantas hamba Allah itu bertanya lagi :
“wahai Rasul saw apakah mereka itu semua akan kau janjikan kumpul dengan mu kelak di telaga Haudh”
maka Rasul saw berkata :
“ku janjikan kalian berkumpul dengan ku di telaga Haudh kelak aku telah rindu dengan mereka”

Hadirin hadirat demikian yang saya saksikan sendiri dan demikian indahnya salam terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau telah berkata :
“Rahmatku, kasih sayang ku, dan rinduku untuk kalian, dan kalian akan berjumpa wahai ahlul majelis, ya ahlul jalsah wahai yang hadir di majelis akan berjumpa dengan ku dan berkumpul dengan ku di telaga haudh”
Hadirin hadirat kita semua insya Allah tidak terkecuali kumpul dengan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam kelak.Amin Allahumma amin ya Rabbal ‘alamin.
Hadirin hadirat kita terus berdoa dan bermunajat dan semoga Allah subhanahu wata'ala membenahi keadaan kita dhahiran wa bathinan mengabulkan segala hajat kita, menghapuskan dosa – dosa kita, dan memperbaiki masa depan kita di dunia dan di akhirat dengan keluhuran, dengan kemuliaan, dengan kesucian, dengan kemakmuran, dengan kebahagiaan, amin Allahumma amin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kau lah pencipta Nabi Muhammad wahai Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kau lah yang telah membuat Sang Nabi untuk menjawab salam semua yang bersalam kepadanya
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Alangkah indahnya Engkau Wahai Allah, Alangkah indahnya ciptaan Mu Nabi Muhammad
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kami hampir tidak percaya, kami yang bersalam ini kepada Sang Nabi di rindukan oleh Beliau, di janjikan bersama beliau di telaga Haudh, hal itu hampir mustahil namun tidak mustahil karna Engkau wahai Yang Maha Dermawan ya Allah, tidak mustahil jika dari Mu wahai Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Tidak akan mustahil jika dengan kehendak Mu
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kami tidak melihat Nabi di dunia, pastikan kami berjumpa dengan beliau di akhirat,
Gemuruh hamba – hamba Mu, penuh dosa, penuh kesalahan, mohon pengampunan
Seandainya Rasulullah ada maka kami akan datang untuk beristighfar pada Mu dihadapan beliau, namun kami tidak jumpa, maka kami hadir di majelis Ta’lim, menyeru Nama Mu, mohon pengampunan di majelis Rasulillah, majelis Sayyidina Muhammad.
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Ampuni kami, yang lebih banyak memuji selain Mu dari pada memuji Mu, yang lebih banyak memuliakan selain Mu dari pada Mu, lebih banyak mengingat selain Mu dari pada mengingat Mu, Hadirin hadirat apakah kau kira tidak di pertanyakan kelak ?dihadapan Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Wahai Allah syafaati kami dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Di dunia dan di akhirat, di dunia dengan keberkahan dan kemakmuran di akhirat dengan bebas dari api Neraka dan Hisab, mustahil kami mendapatkannya kecuali dari Mu wahai Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kami bertawassul kepada Nabi kami Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, agar engkau limpahi keberkahan di dunia, keluhuran di dunia dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, kemuliaaan di dunia dan di akhirat dan bebas dari api Neraka, hal ini mustahil kalau bukan dari Mu ya Allah
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Wahai Raja Langit dan Bumi, wahai yang Maha Melihat lintasan pemikiran kami, beri kami kelezatan, kenikmatan, di dalam dhahir dan bathin lebih dari hari – hari sebelumnya dan tidak pernah sirna, berkesinambungan, hingga kami Menghadap Mu dan di hadapan Mu
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Percepat datangnya kemakmuran, percepat selesainya gempa, percepat selesainya segala fitnah, percepat selesainya segala musibah, percepat terbitnya kemakmuran
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat Yang di muliakan Allah,
Hal yang perlu saya sampaikan besok malam majelis kita,
majelis Akbar, Selasa 23 November 2010
ada di Masjid Kramat Luar Batang
Al Habib husein bin Abi Bakar Alaydrus, di maqamnya, jadi maulidnya disana sekaligus ziarah juga,demikian jamaah besok malam,
Malam kamis, 24 November 2010
mohon kehadiran Jamaah di Majelis Akbar
di kediaman H. Asikin Sukarso
Jl. Gabus Rt.08/07 Sunter Jaya, Jakarta utara,
karena wilayah ini sangat kering dari pada sentuhan dakwah dan masyarakat yang sedikit dari beberapa segelintir orang yang menginginkan Gema syi’ar yang besar hingga membangkitkan semangat lainnya di wilayah Sunter, mudah – mudahan Allah subhanahu wata'ala berikan cuaca yang baik dan keadaan yang baik untuk bisa hadir di malam kamis nanti, kehadiran kita tentunya membawa keberkahan bagi kitayang utama itu sudah jelas, yang kedua kalau di wilayah – wilayah yang sepi dari dakwah maka kita mendapat pahala dakwah karena membawa syi’ar dan membawa keridhaan Allah subhanahu wata'ala dan gembiranya Allah subhanahu wata'ala kegembiraan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam karena terlihat syi’ar yang besar membuat orang – orang terpesona, orang – orang jadi penasaran dan semakin banyak yang Taubat karena turunnya Rahmat di tempat tersebut.
Demikian juga malam Jum’at ,25 November 2010
Majelis malam Jum’at di Masjid Maulana Hasanuddin
pukul 20:30
Jl. MT. Haryono no.42 Jakarta selatan,
acara dekat dengan Markas pusat majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Hadirin hadirat Markas pusat kita dari sejak mulai 3 tahun yang lalu belum bikin acara sama sekali, karena tempatnya repot akan menutup banyak jalan, untuk itu kita akan mengadakan malam jum’at nya di Masjid Maulana Hasanuddin di MT.Haryono, paling dekat dengan Markas masjid ini, semoga Allah melimpahkan cuaca yang baik. Demikian Majelis malam sabtu dan malam minggu, saya mohon maaf malam minggu yang kemarin tidak ikut Ziarah karena kondisi yang tidak mengizinkan,
Semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan kesuksesan pada acara – acara akbar kita, khususnya 27 desember mendatang, kedatangan Guru Mulia kita, Al Musnid Al Arifbillah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh ke Bumi Jakarta ini, Insya Allah tanggal 27 di Monas dan malam 1 Januari di Gelora Bungkarno.
Semoga Allah melimpahkan kesuksesan, cuaca yang baik dan massa yang jauh lebih banyak dari acara – acara kita yang sebelumnya membawa keberkahan, dan acara ini sukses, mudah – mudahan menjadi gerbang bagi terbukanya kemakmuran bagi muslimin muslimat, di Barat dan timur, amin Allahumma amin ya Rabbal’alamin.

Kemuliaan Bulan Muharram



Menyambut hari Tasu’a dan ‘Asyura  ( 9 dan 10 Muharrom )
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى هَدَانَا إِلَى دِيْنِهِ الْقَوِيْمِ. وَسَلَكَ بِنَا سَبِيْلَهُ المُسْتَقِيْمِ . وَلاَ حَولاَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ أَحْكِمُ الحَاكِمِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.المَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَميْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ سَيِّدٍنَا وَمَولاَنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةً أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Alhamdulillah dengan segala pertolongan Allah swt. serta hidayat dan taufiqnya kita saat ini berada pada bulan Muharram yang di dalamnya terdapat tanggal 10 yang terkenal dengan sebutan malam Asyura dan besok harinya hari Asyura. Semua bulan pasti ada tanggal sepuluhnya, akan tetapi tidak disebut Asyura kecuali tanggal 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram disebut Asyura karena memiliki sejarah khusus. Pada masa Rasul-Rasul terdahulu, banyak diantara mereka mendapat kemenangan dan keselamatan dari gangguan penentang-penentang dan musuh-musuh mereka, tepat pada tanggal 10 Muharram (hari Asyura), termasuk Nabi Nuh as. Umatnya yang ingkar, kufur dan syirik dihancurkan serta dibinasakan oleh Allah swt, dengan banjir topan selama enam bulan lamanya. Setelah banjir surut, kemudian Nabi Nuh as dan pengikut-pengikutnya berjumlah kurang lebih 80 orang turun dari kapal dengan aman serta selamat tepat pada tanggal 10 Muharram. Begitu juga Nabi Ibrahim as. keluar dengan selamat dari api unggun yang dinyalakan Raja Namrud untuk membakarnya, tepat pada tanggal 10 Muharram. Allah telah memerintahkan api unggun itu untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Allah berfirman
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِى بَردًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.
Kami telah berfirman, “Wahai api jadilah dingin dan selamat atas Ibrahim.” (QS. Al- Anbiya : 69).
Nabi Musa dan ummatnya mendapat kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. dengan hancurnya Fir’aun beserta bala tentaranya yang ditenggelamkan Allah di lautan tepat pada 10 Muharram. Karena itu setiap 10 Muharram Nabi Musa berpuasa dengan menghaturkan syukur kepada Allah swt.
Dari kisah-kisah di atas, jelaslah bagi kita bagaimana keistimewaan hari Asyura itu. Pada hari itu pula Allah menerima taubat suatu kaum pada umat terdahulu dan Allah akan tetap menerima taubat kaum-kaum setelahnya pada hari Asyura , sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al Imam at Tirmidzi dari al Imam Ali ibn Abi Tholib Karromallahuwajhah :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ : أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِى أَنْ تَصُومَ بَعْدَ رَمَضَانَ ؟ قَالَ: إِنْ كُنْتَ صَائِمًا بَعْدَ رَمَضَان فَصُمْ المُحَرَّمَ, فَإِنَّهُ شَهْرُ اللهِ, فِيْهِ يَوْمٌ تَابَ فِيْهِ عَلَى قَومٍ وَيَتُوبُ عَلَى قَومٍ آخَرِيْنَ
"Seorang pria datang kepada Nabi Muhammad saw. dan bertanya: “pada bulan apakah Rasulullah memerintahkan saya berpuasa setelah Ramadan” Beliau Menjawab: “Apabila engkau (ingin) berpuasa setelah Ramadan, berpuasalah pada bulan Muharram, sesungguhnya bulan itu bulan Allah, didalamnya ada hari dimana Allah menerima taubat suatu kaum dan akan menerima taubat kaum-kaum yang lain (yaitu hari Asyura )."
Apabila datang hari Asyura , hari yang istimewa itu, hendaklah kita gunakan kesempatan sebaik-baiknya dengan pelaksanaan tuntunan dan anjuran Nabi Muhammad saw serta ajakan para ulama ahlussunnah wal jamaah agar kita mendapatkan pahala dan keutamaan dalam kehidupan dunia yang sementara ini dan di akhirat yang kekal abadi dengan ridla dan rahmat Allah.
Nabi Muhammad saw pada hari Asyura melakukan puasa dan menganjurkan serta memerintahkannya sebagaimana riwayat Al-Turmudzi dari Ibn Abbas:
أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَومِ عَاشُورَاءَ يَومَ العَاشِرِ
Rasulullah memerintahkan puasa Asyura pada hari kesepuluh (muharram).
Disamping kita berpuasa pada tanggal sepuluh muharram (Asyura’), hendaklah kita juga berpuasa pada tanggal sembilannya (tasu’a) dan tanggal sebelasnya, karena ada beberapa hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas r.a.
صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلهِ وَسَلَّمَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ , قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمَ تُعّظِّمُهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى, قَالَ : فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعُ, فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلِ حَتَّى تُوَفَّي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ وَسَلَّمَ.
Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk memuasainya. Sahabat berkata : Ya Rasulullah, sesungguhnya itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani. Beliau bersabda : tahun depan jika kita masih bisa menjumpainya Insya Allah kita berpuasa pada hari tasu’a . Lalu tidak datang tahun berikutnya hingga wafat Rasulullah SAW.
Dan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari Ibnu Abbas:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ وَسَلَّمَ : صُومُوْا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَخَالَفُوا الْيَهُودِ, وَصُوْامُوا قَبْلَهُ يَوْمًا وَبَعْدَهُ يَوْمًا.
Rasulullah SAW bersabda : Puasalah kalian pada hari Asyura , bedakanlah dengan orang-orang yahudi, berpuasalah satu hari sebelum dan sesudahnya.
Demikian Rasulullah SAW menunjukkan keutamaannya disamping pahalanya besok di hari akhirat sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, At Turmudzi dan An Nasa’i dari Qotadah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمُ عَاشُوْرَاء إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Puasa hari Asyura , sungguh aku berharap kepada Allah untuk melebur dosa tahun yang lalu.
Telah diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari Abi Qotadah r.a bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Asyura , beliau menjawab
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَة
melebur dosa-dosa setahun yang lalu.
Dosa-dosa yang terlebur karena amal-amal ibadah itu adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar, harus melalui taubat dengan mengikuti syarat-syaratnya. Termasuk apa yang hendaknya kita lakukan pada hari Asyura ialah memperluas belanja rumah tangga, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh At Thabrani dan Al Baihaqy dari Abu Said Al Khudry r.a dari Nabi Muhammad SAW.
مَن وَسِعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءِ وَسِعَ اللهُ عَلَيْهِ فِى سَنَةٍ كَلِّهَا
Barang siapa yang meluaskan belanja bagi keluarganya pada hari Asyura niscaya Allah meluaskan baginya dalam setahun sepenuhnya.
Menambah uang belanja dan bersodaqah kepada keluarga ialah untuk kepentingan rumah tangga dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum syar’iy. Perluaslah shadaqah pada kaum fakir miskin serta berilah santunan pada anak-anak yatim, disamping kita memperbanyak amal-amal ibadat yang lain, gunakan pula kesempatan sebaik-baiknya untuk taqarub.Terpenting, gerakkanlah pembacaan doa Asyura yang telah dirintis oleh ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah demi kepentingan, kemaslahatan dan keselamatan kita serta keberkahan umur dan hayat kita masing-masing di dalam dunia yang sementara ini dan terutama di dalam akhirat yang kekal abadi dengan ridlo, rahmat Allah Swt serta syafaat Nabi Muhammad Saw.
@redaksi disadur dari risalah almarhum Habib Alwi ibn Ahmad Alaydrus.