Menyambut
hari Tasu’a dan ‘Asyura ( 9 dan 10
Muharrom )
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى
هَدَانَا إِلَى دِيْنِهِ الْقَوِيْمِ. وَسَلَكَ بِنَا سَبِيْلَهُ المُسْتَقِيْمِ .
وَلاَ حَولاَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ أَحْكِمُ الحَاكِمِيْنَ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.المَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَميْنَ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ سَيِّدٍنَا وَمَولاَنَا
وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةً أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Alhamdulillah
dengan segala pertolongan Allah swt. serta hidayat dan taufiqnya kita saat ini
berada pada bulan Muharram yang di dalamnya terdapat tanggal 10 yang terkenal
dengan sebutan malam Asyura dan besok harinya hari Asyura.
Semua bulan pasti ada tanggal sepuluhnya, akan
tetapi tidak disebut Asyura kecuali tanggal 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram
disebut Asyura karena memiliki sejarah khusus. Pada masa Rasul-Rasul terdahulu,
banyak diantara mereka mendapat kemenangan dan keselamatan dari gangguan
penentang-penentang dan musuh-musuh mereka, tepat pada tanggal 10 Muharram
(hari Asyura), termasuk Nabi Nuh as. Umatnya yang ingkar, kufur dan syirik
dihancurkan serta dibinasakan oleh Allah swt, dengan banjir topan selama enam
bulan lamanya. Setelah banjir surut, kemudian Nabi Nuh as dan
pengikut-pengikutnya berjumlah kurang lebih 80 orang turun dari kapal dengan
aman serta selamat tepat pada tanggal 10 Muharram. Begitu juga Nabi Ibrahim as.
keluar dengan selamat dari api unggun yang dinyalakan Raja Namrud untuk
membakarnya, tepat pada tanggal 10 Muharram. Allah telah memerintahkan api
unggun itu untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun.
Allah berfirman
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِى
بَردًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.
Kami
telah berfirman, “Wahai api jadilah dingin dan selamat atas Ibrahim.” (QS. Al- Anbiya : 69).
Nabi
Musa dan ummatnya mendapat kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. dengan
hancurnya Fir’aun beserta bala tentaranya yang ditenggelamkan Allah di lautan
tepat pada 10 Muharram. Karena itu setiap 10 Muharram Nabi Musa berpuasa dengan
menghaturkan syukur kepada Allah swt.
Dari
kisah-kisah di atas, jelaslah bagi kita bagaimana keistimewaan hari Asyura itu.
Pada hari itu pula Allah menerima taubat suatu kaum pada umat terdahulu dan
Allah akan tetap menerima taubat kaum-kaum setelahnya pada hari Asyura ,
sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al Imam at Tirmidzi dari al Imam Ali
ibn Abi Tholib Karromallahuwajhah :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِى
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ : أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِى أَنْ تَصُومَ
بَعْدَ رَمَضَانَ ؟ قَالَ: إِنْ كُنْتَ صَائِمًا بَعْدَ رَمَضَان فَصُمْ المُحَرَّمَ,
فَإِنَّهُ شَهْرُ اللهِ, فِيْهِ يَوْمٌ تَابَ فِيْهِ عَلَى قَومٍ وَيَتُوبُ عَلَى قَومٍ
آخَرِيْنَ
"Seorang
pria datang kepada Nabi Muhammad saw. dan bertanya: “pada bulan apakah
Rasulullah memerintahkan saya berpuasa setelah Ramadan” Beliau Menjawab:
“Apabila engkau (ingin) berpuasa setelah Ramadan, berpuasalah pada bulan
Muharram, sesungguhnya bulan itu bulan Allah, didalamnya ada hari dimana Allah
menerima taubat suatu kaum dan akan menerima taubat kaum-kaum yang lain (yaitu
hari Asyura )."
Apabila
datang hari Asyura , hari yang istimewa itu, hendaklah kita gunakan kesempatan
sebaik-baiknya dengan pelaksanaan tuntunan dan anjuran Nabi Muhammad saw serta
ajakan para ulama ahlussunnah wal jamaah agar kita mendapatkan pahala dan
keutamaan dalam kehidupan dunia yang sementara ini dan di akhirat yang kekal
abadi dengan ridla dan rahmat Allah.
Nabi
Muhammad saw pada hari Asyura melakukan puasa dan menganjurkan serta
memerintahkannya sebagaimana riwayat Al-Turmudzi dari Ibn Abbas:
أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَومِ عَاشُورَاءَ يَومَ العَاشِرِ
Rasulullah
memerintahkan puasa Asyura pada hari kesepuluh (muharram).
Disamping
kita berpuasa pada tanggal sepuluh muharram (Asyura’), hendaklah kita juga
berpuasa pada tanggal sembilannya (tasu’a) dan tanggal sebelasnya, karena ada
beberapa hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud
dari Ibnu Abbas r.a.
صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَاَلهِ وَسَلَّمَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ , قَالُوْا
: يَارَسُوْلَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمَ تُعّظِّمُهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى, قَالَ
: فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعُ,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلِ حَتَّى تُوَفَّي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَاَلِهِ وَسَلَّمَ.
Rasulullah
SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk memuasainya. Sahabat
berkata : Ya Rasulullah, sesungguhnya itu adalah hari yang diagungkan oleh
orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani. Beliau bersabda : tahun depan jika
kita masih bisa menjumpainya Insya Allah kita berpuasa pada hari tasu’a . Lalu tidak datang tahun berikutnya hingga
wafat Rasulullah SAW.
Dan
sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari Ibnu Abbas:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ وَسَلَّمَ : صُومُوْا يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَخَالَفُوا الْيَهُودِ,
وَصُوْامُوا قَبْلَهُ يَوْمًا وَبَعْدَهُ يَوْمًا.
Rasulullah
SAW bersabda : Puasalah kalian pada hari Asyura , bedakanlah dengan orang-orang
yahudi, berpuasalah satu hari sebelum dan sesudahnya.
Demikian
Rasulullah SAW menunjukkan keutamaannya disamping pahalanya besok di hari
akhirat sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, At
Turmudzi dan An Nasa’i dari Qotadah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمُ عَاشُوْرَاء
إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Puasa
hari Asyura , sungguh aku berharap kepada Allah untuk melebur dosa tahun yang
lalu.
Telah
diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari Abi Qotadah r.a bahwa Rasulullah SAW
pernah ditanya tentang puasa Asyura , beliau menjawab
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَة
melebur
dosa-dosa setahun yang lalu.
Dosa-dosa
yang terlebur karena amal-amal ibadah itu adalah dosa-dosa kecil, adapun
dosa-dosa besar, harus melalui taubat dengan mengikuti syarat-syaratnya.
Termasuk apa yang hendaknya kita lakukan pada hari Asyura ialah memperluas
belanja rumah tangga, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh At Thabrani dan
Al Baihaqy dari Abu Said Al Khudry r.a dari Nabi Muhammad SAW.
مَن وَسِعَ عَلَى عِيَالِهِ
فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءِ وَسِعَ اللهُ عَلَيْهِ فِى سَنَةٍ كَلِّهَا
Barang
siapa yang meluaskan belanja bagi keluarganya pada hari Asyura niscaya Allah
meluaskan baginya dalam setahun sepenuhnya.
Menambah
uang belanja dan bersodaqah kepada keluarga ialah untuk kepentingan rumah
tangga dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum syar’iy. Perluaslah shadaqah
pada kaum fakir miskin serta berilah santunan pada anak-anak yatim, disamping
kita memperbanyak amal-amal ibadat yang lain, gunakan pula kesempatan
sebaik-baiknya untuk taqarub.Terpenting, gerakkanlah pembacaan doa Asyura yang
telah dirintis oleh ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah demi kepentingan,
kemaslahatan dan keselamatan kita serta keberkahan umur dan hayat kita
masing-masing di dalam dunia yang sementara ini dan terutama di dalam akhirat
yang kekal abadi dengan ridlo, rahmat Allah Swt serta syafaat Nabi Muhammad
Saw.
@redaksi
disadur dari risalah almarhum Habib Alwi ibn Ahmad Alaydrus.
0 comments:
Posting Komentar